Duhai ALLAH...
SELAMAT PULANG ABUYA!
Duhai ALLAH...
DI BAWAH LANGIT CINTA....RABBANI!
Abang…
dikau pernah bertanya dalam santai kita berbicara,
“berapa lama lagi agak anta, Rabbani terus diterima, didengari?”
spontan aku menyahut,
cuba mereda dalam dadamu yang tak kutahu apa yang bermain..,
“selagi anta ada…”
“kalau ana takder ?!”
aku tergamam, tapi bibirmu menguntum senyum memandangku
dikau lanjutkan katamu…
“itu yang ana tak mau.
Ana tak nampak selain ________ dan ________
boleh berdiri sendiri kalau sampai masanya nanti.
Ana nak dorang bersedia hadapi hari tu….
Ana tak mau dorang berasa bergantung sangat kat ana
Ana tahu dorang tu boleh buat tapi dorang sengaja jer tak nak.
Dorang tu adik-adik ana, tapi tak ikut macam abangnya ”
sempat dikau bergurau di hujung bait lirihmu.
Aku hanya bisa mendengar luah gundahmu meski dikau alas dengan canda,
Betapa mereka (Rabbani); ada dalam hatimu setiap ketika
Bukan rahsia sifatmu mendahulukan kepentingan Rabbani
dari urusan peribadimu
dan saat ini aku tahu adik-adikmu itu sangat merinduimu…!
Betapa tidak, bang….
Berpuluhan tahun mereka membesar bersamamu,
Mendadai setiap badai yang menerpa,
Menampung penuh syukur, nikmat kurniaan yang mendatang….
12 tahun di bawah langit cinta bernama Rabbani
dikaulah pemimpin, ayah, sahabat, teman dan adakalanya dikau bagai ibu
tempat tiap anak tenang merebahkan resah….
Kini dikau tiada lagi…bang.
Dikau tinggalkan mereka saat 13 tiang seri Rabbani mahu berdiri…
Dikau pasti melihatnya nanti….
sayupnya hati kami dan sayunya indera kami…
Abang….
Maaf, aku masih tak bisa meneruskan lagi…..
bersambung....