BETAPA DUSTANYA AKU...


Betapa dustanya aku…

Cuba menepis desir rindu pada kalian

Kerna bimbang…

Nafasku terhenti – nadiku sepi – suaraku mati – langkahku sunyi

Tak sedikit kenangan diri kalian tinggalkan untuk kuhiba sampai ke hujung usia

Almarhumah Nurul Azwin Atiqah (Rany Sandhiya Malena) - Yang telah bersabar mengajar aku makna cinta

Lo’Baw – yang membuat kasih sayangku beralih arah mencorak pelangi hitam,

Asri Ibrahim – sahabat yang kan terus hidup pada tiap detak jantungku dalam alunan baidurimu !

SESEKALI MENGUSIK JADI RENUNGAN....


          Ehmmm… ada tak ye manusia yang buruk wajahnya di dunia ini?  Jangan-jangan itu Cuma perasaan kamu saja. Betapa pun kamu merasa wajah kamu tidak tampan, senyum tidak menawan, bahkan boleh buat orang pengsan; tapi bila dibandingkan dengan makhluk yang selain manusia, kamu masih tetap lebih cantik dan lebih tampan dari mereka. Guru saya, Ustaz Nur Salam al-Hafiz  pernah berkata, “Tidak ada wanita yang jelek, yang ada adalah mereka yang tidak tahu bagaiman cara untuk menjadi cantik”.

 

         Sang lelaki pun tidak ada yang jelek. Yang ada, mereka yang tidak tahu bagaimana cara untuk menjadi tampan dan menarik. Sehingga kalau kamu perhatikan, ramai di antara mereka – baik lelaki ataupun perempuan-yang masih tidak puas, tidak bersyukur; walaupun sudah diberikanb kecantikan dan ketampanan oleh ALLAH.

 

Apa buktinya? Banyak…..!

 

           Apa lagi yang kurang pada para artis dan seleberiti yang sering muncul di t.v itu?  Meski wajahnya sudah tampan , cantik tapi masih ada saja yang merasa kurang; sehingga melakukan plastic surgery , sibuk berhias dan beragam aktiviti perawatan tubuh lainnya.

 

  

Tak Serupa

Si Mon…!

 

           Apa buktinya bahawa tiada manusia yang jelek? Semua manusia cantik. Semua manusia tampan. Ehmmm…kita bandingkan saja ya…! Antara kamu dengan si Mon, siapa yang lebih tampan – lebih cantik? Kamu tertanya siapa si Mon itu? Si Mon yang mana?!

 

          Iyya… yang itu, yang selalu bertandang di perkebunan; terutamanya yang ada pisang. Siapa lagi kalau bukan si Mon…yet. Bahkan, seandainya dikumpulkan dari moyang sampai ke cicitnya dan diadakan pertandingan kecantikan lalu dibandingkan dengan kamu yang mungkin berkulit gelap, bermuka badak, suka makan kerikil hingga tak mampu untuk tersenyum apalagi ketawa (ops! Terlebih sudah…), pasti kamu masih lebih tampan dan lebih cantik kan?!

 

          Kalau masih belum percaya juga, tidak  ada salahnya kamu pergi ke sana (pergi mana?) , maksud saya boleh pergi ke Zoo Negara dan cubalah berfoto dengan si Mon…(hehehe) kemudian hitung-hitunglah dan amati serta cermatilah – siapa yang lebih tampan? Siapa lebih cantik? Kamu atau si Mon…???

  

Wajah Singa

Hati Rusa!

 

          Kawan, ketahuilah! Kecantikan sejati tidak hanya di wajah. Tapi ada yang dinamakan dengan inner beauty. Iaitu kecantikan – keindahan batin.  Apalah ertinya kamu memiliki wajah yang cantik atau tampan, kalau hati kamu licik, kotor dan penuh dendam? Ketika bertemu muka tidak suka menyapa, tersenyum pun tidak. Akibatnya, menjadikan ketidaksukaan bagi siapa pun yang memandang. Mungkin kamu nenek sihir ya?

 

          Justeru, janganlah berkecil hati lantaran merasa wajah kamu kurang cantik. Usah pula bersedih lantaran merasa kurang tampan. Apalagi sampai menyalahkan-Nya. Menuduh Dia telah salah dalam men-design ciptaan-Nya. Padahal, tidak ada yang salah dengan design dan ciptaan-Nya. Bentuk kamu yang sekarang ini, adalah sebaik-baik bentuk yang telah diciptakan oleh-Nya.

 

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia

Dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

(At-Thin : 4)

 

             Ya, kecantikan fizik memang penting, kawan. Tapi kecantikan dan keindahan batin lebih jauh penting. Kalau ditamsilkan, lebih baik berwajah rusa, tapi berhati singa. 

PESONAMU....DUHAI PADUKA RASUL!


RASULULLAH MUHAMMAD s.a.w bagai permata kemilau yang teramat indah; bahkan lebih dari itu. Dia akan selalu memesona siapa pun yang melihatnya. Rasul persis samudera ilmu tiada bertepi, yang akan memuaskan siapa pun yang menyelaminya. Dia bak mata air bening dan sejuk, yang akan memuaskan dahaga lahir-batin. Siapa pun yang merindukan kebaikan dan kemuliaan.

Rasulullah bagaikan cahaya yang terang benderang menyisir kegelapan, memperjelas setiap langkah menuju keselamatan. Dia juga memperjelaskan jalan mana yang membinasakan; agar kita akan menghindar dari kehancuran. Dialah pemilik peribadi agung yang keutamaan dan kemuliaannya tidak pernah lekang ditelan zaman dan takkan haus dimakan waktu.

Bicara Rasul yang mulia ini sangat fasih, jelas; tidak bertele-tele. Kata-katanya begitu teruntai indah dan mengesankan. Setiap orang yang mendengar, akan merasakan kandungan manfaat yang mendalam dalam setiap ucapannya. Sesungguhnya, dia tidak pernah menyeru sesuatu kecuali telah dia mengamalkannya.

Di dalam diri insan yang bernama Muhammad ini, tidak asa sedikit pun kesombongan. Bahkan pesona ketawaduannya semakin mengukuhkan kemuliaannya. Dia sama sejkali tidak menginginkan jika ada orang yang berdiri untuk menyambut kedatangannya sebagaimana yang di lakukan para tirani pada masanya. Di masjid dia duduk di mana saja, tidak menginginkan tempat istimewa, Dia membawa sendiri barang belanjaannya di pasar tanpa merasa malu. Dia juga biasa menjenguk orang sakit dan duduk bersama orang miskin. Rasulullah selalu memenuhi undangan meski dari seorang hamba sahaya. Malah dia tidak suka membedakan diri dari para sahabatnya.


Rasulullah tidak segan untuk meminta saran dan pendapat daripada sahabatnya, sepanjang tidak berkaitan dengan Wahyu Illahi. Dia juga tidak segan untuk meminta maaf dan memberi kesempatan untuk membalas bagi sesiapa pun yang merasa diperlakukan tidak adil oleh diri baginda.

Pakaian Rasulullah tidak bertabur bintang penghargaan, tanda jasa atau pangkat. Akan tetapi; demi ALLAH! Sampai saat ini, tidak pernah berkurang kemuliaannya.Rasulullah tidak menggunakan singgahsana dari emas yang gemerlap, atau memiliki rumah megah dan indah. Akan tetapi, sampai detik ini sama sekali tidak pernah luntur pujian dan penghargaan terhadap dirinya. Bahkan, hingga kelak akhir zaman.

Dalam hati sang Muslim bermukim Muhammad
Ia tidur di tikar jerami mengeras berbekas di sosok tubuh mulianya
Namun di bawah tapak kaki umatnya
Terhampar mahkota KIsra dan Maharaja
Dia suka bersendirian berdoa dalam kesepian
Namun diwujudkannya Negara, Hukum dan Kebudayaan
Malamnya tidak pernah lena
Agar umatnya dapat bermukim di singgahsana Parsi
Dalam detik-detik getir perjuangannya
Besi hancur oleh pedangnya
Namun dalam ibadah, air matanya jatuh berderaian.

SOMBONGNYA KITA DALAM BERAMAL.....


Jangan sesekali bersikap sombong. Jagalah amal ibadah kita kepada ALLAH agar bertambah banyak. Namun, kita mesti tetap merasa takut ibadah-ibadah tersebut mengundang kemarahan ALLAH. Ketahuilah, semua amal ibadah kita itu tidak cukup sebagai ungkapan syukur atas nikmat-nikmat yang ALLAH berikan, walaupun untuk satu kenikmatan sahaja. Bagaimana kita boleh mensyukuri nikmat-nikmat ALLAH lainnya, sementara kita tidak punya amal ibadah untuk dipersembahkan kepada-Nya?


Semua amal kita merupakan kumpulan nikmat yang ALLAH berikan secara berulang-ulang. Bila saja kita mensyukurinya, itu bererti kita sedang mensyukuri kenikmatan ALLAH yang diberikan secarta berulang-ulang. Jika ALLAH tidak membimbing kita untuk mensyukurinya, kita tidak akan pernah dapat bersyukur dan beribadah kepada-Nya untuk selamanya.


Andai kita mengetahui keagungan dan kebesaran ALLAH tentu kita merasa malu untuk menyebut amal ibadah kita di hadapan-Nya. Jika kita menyedari kadar pertolongan dan kenikmatan ALLAH sehingga kita boleh mensyukurinya, bagaimana kita berani mencampuradukkan amal ibadah dengan hal-hal yang membahayakannya? Bagaimana orang yang semua amal baiknya merupakan kurnia ALLAH dapat berlaku sombong dengan amal-amal tersebut? Sudah sepatutnya bila orang yang sedikit bersyukur harus merasa malu dan berfikir lebih jauh untuk menyebut amal-amalnya dengan sombong. Sungguh akan binasa orang yang menyalahgunakan hak-hak ALLAH dalam hidupnya.


Orang yang baik adalah orang yang menyedari kelemahan dan kekurangan amalnya. Biasanya, kerana terlalu sibuk memikirkannya, dia tidak sempat menyombong diri atas amal-amalnya. Ingatlah, pertolongan ALLAH itu diberikan pada kita untuk melakukan ketaatan pada-Nya jua. Di samping itu, kita harus mengetahui kekurangan diri dalam menunaikan kewajipan pada ALLAH. Bahkan yang paling menakutkan ialah apabila tercabutnya kenikmatan beramal jika tidak disyukuri.

ZAHIRNYA ...MUSIBAH!


Segala kemurahan (rukhshah) yang datang dari ALLAH dan Rasul-Nya harus kita ambil. ALLAH menyukai bila segala kemurahan-Nya dipergunakan ke jalan kebaikan, sebagaimana halnya DIA menyenangi segala ketentuan pasti-Nya (azimah) dilaksanakan. Begitu jua dalam kita menyikapi musibah yang mendatang, usah membuatkan kita berputus asa tetapi sebaliknya berfikirlah :-

~ Musibah : Perhatian ALLAH Pada Hamba-Nya

Apabila ditimpa ujian dan cubaan dari ALLAH, kita wajar menghadapinya dengan penuh kesabaran. Meskipun pahit, kita harus menyedarinya bahawa itu semua adalah bentuk perhatian ALLAH pada hamba-Nya. Dalam menerima kessulitan, kita jangan mengeluhkannya. Hal itu dapat menyurutkan kesabaran. Perlu disedari, kesulitan itu merupakan salah satu bentuk perhatian ALLAH.kita seharusnya nenjauhkan diri dari sikap mengeluh dan tidak menerima atas ketentuan ALLAH. Berikut adalah hadis qudsi untuk direnungkan,

ALLAH berfirman:
“Siapa yang tidak rela dengan ketentuan-Ku dan tidak sabar atas musibah-Ku, maka ia dipersilakan untuk mencari Tuhan selain Aku.”

“Siapa yang rela dengan hukum dan ketentuan-Ku, maka ia akan mendapat keredhaan-Ku. Jika ia menemui-Ku, Aku akan meredhai-Nya. Akan tetapi siapa yang tidak menerima hukum dan ketentuan-Ku, maka ia layak memperoleh murka-Ku. Jika ia menemui-Ku, Aku murka pada-Nya.”


~ Musibah Sebagai Penghapus Dosa ~

Ketahuilah! Kebahagiaan itu terletak pada musibah yang terjadi di dunia ini. Itu semua merupakan pelaburan amal bagi orang yang sabar. Dengannya, dosa-dosa yang diperbuat dapat terhapus. Ibrahim Adam berkata, “Orang yang tidak merasa senang dalam menghadapi musibah kerana tidak mengharapkan dosanya terhapus, maka Malaikat berkata - `semoga penyakitnya tidak kunjung sembuh.”


~ Pilihan ALLAH lebih Baik Daripada Pilihan Hamba-Nya ~

Orang yang menyakini adanya kebaikan dalam pilihan ALLAH, ia pasti akan senang dalam menerima segala musibah menimpanya. Dia kelihatan mudah menghadapinya, kerana kebahagiaan akan segera menyongsongnya. Orang yang merasa diperhatikan oleh ALLAH, ia kan gembira dalam menerima segala macam kesulitan.
Dengan bersikap seperti itu, ia telah menghapuskan dosa-dosa kecil yang diperbuatnya. ALLAH pun akan memberikan pahala ya ng berlipat ganda padanya. Di akhirat nanti, dia kan bahagia selama-lamanya. Semoga ALLAH meredhai kita dan menjadikan kita termasuk golongan yang berbahagia.Amin!

NIAT YANG MERINGANKAN KITA KE SANA...


Inilah ibadah yang amat yang dirindukan hati, sangat dinantikan jiwa dan begitu dialu-alukan roh kita. Betapa tidak, ibadah ini merupakan salah satu rukun Islam, yang kita harap semoga ALLAH mengurniakannya kepada setiap muslim dan muslimah. Ibadah ini adalah haji.


Perbahasan ibadah memiliki banyak aspek. Antara lain, niat dan keinginan kuat untuk melaksanakannya. Ini merupakan motivasi yang bagus, sebab sebahagian remaja hairan dan tertanya-tanya, “Untuk apa kita berbicara tentang ini? Ibadah ini bukanlah untuk kita…haji adalah ibadah untuk generasi tua!”


Mereka mengatakan haji adalah untuk orang-orang yang banyak berbuat maksiat di masa muda serta banyak melakukan dosa, sehingga di masa tuanya ia pergi haji agar ALLAH mengampuninya.


Saudaraku yang masih muda, tidakkah anda rindu untuk mengunjungi Rasulullah? Tidakkah anda rindu untuk berhaji ke Baitullah al-Haram (Rumah ALLAH yang suci)? Anda mengatakan, “tentu saja saya merindukan itu…” Saya tahu anda begitu merindukan semua itu. Oleh itu, pupuklah niat untuk mengerjakan haji tersebut mulai sekarang juga.


Saudaraku tercinta, bangkitkanlah hati sanubari anda… sebab kita memerlukan sebuah kepekaan rasa yang akan menerbitkan keharuan. Penulis akan sedaya mungkin cuba menyentuh mengenai nilai spritual atau roh haji yang bergejolak di dalam hati dan insya’ALLAH akan menumbuhkan buahnya dalam jiwa. Kita tidak akan membahas aspek Feqah Haji maupun tatacara manasik.


Percayakah anda jika saya katakan ibadah ini betul-betul penting khususnya bagi kalangan remaja? Bagaimana jika anda gigih berdoa kepada ALLAH agar mengurniakan kesempatan dan kemampuan untuk pergi haji ke Baitullah, kemudian ternyata DIA mengabulkannya?

Demi ALLAH, ini bukalah hal yang mustahil bagi-NYA!


Sekarang seolah penulis mendengar anda mengatakan, “Ya ALLAH kurniakanlah kami (kesempatan dan kemampuan) untuk menuju rumah-MU yang suci!.”



NIAT ITU MERINGANKAN ANDA!


Kembali penulis ingatkan, aspek dalam pembahasan ibadah haji merupakan aspek yang amat penting! Ibadah haji memerlukan perbelanjaan yang besar dan kadangkala keadaan ekonomi kita tidak mengizinkan kita untuk itu.


Berdoalah kepada ALLAH dengan hati yang tulus dan pupuklah niat serta motivasi kuat untuk ke sana…. haji. Insya’ALLAH ibadah ini akan dikurniakan untuk anda.


Ya, siapa tahu? Seseorang mungkin berdoa, “Ya RABBI, berikan kepada kami kemampuan dan kesempatan untuk mengunjungi rumah-MU yang suci… Ya RABBI, hatiku telah rindu untuk mengunjungi Rasul-MU…… Ya RABBI, janganlah kecewakan harapanku…… Ya RABBI, kabulkanlah permintaanku ini.” Ternyata kemudian ALLAH mengabulkan permintaan itu. Lalu selepas mengerjakan haji ia berkata, “Pada hari H jan J saya berdoa kepada ALLAH, dengan tulus dan niat yang ikhlas, kemudian ALLAH mengabulkan doa saya itu.”


Tidakkan ucapan ini mempengaruhi jiwa anda? Berniatlah sekarang juga dan tuluskan niat anda.



TIDAKKAH SAMPAI SERUAN INI….?


ALLAH berfirman :

“…dan mengerjakan haji adalah kewajiban bagi manusia terhadap ALLAH,

iaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; barangsiapa mengkafiri, maka sesungguhnya ALLAH Maha Kaya

(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

(QS. Ali Imran:97)


Perhatikan kata-kata ini: “… barangsiapa mengkafiri!.” Seolah orang kaya yang merasa tidak memerlukan ibadah haji ini telah memasuki daerah yang amat berbahaya!

Firman ALLAH lagi :


“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,

nescaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,

dan mengenderai unta yang kurus yang datang

dari segenap penjuru yang jauh.”

(QS.al-Hajj:27)


Kata-kata “wa adzdzin” (“dan berserulah”) memiliki pengaruh dalam jiwa. Setiap kali mendengarnya, kita pun teringat kepada seruan azan yang dilantunkan dalam suara keras yang didengar semua orang. Subhanallah! Seolah ALLAH menginginkan agar panggilan haji ini betul-betul memenuhi telinga kita. Saudaraku, sudahkah seruan ini sampai ke telingan anda?


Kemudia kata “rijalan” (“dengan berjalan kaki”) dan “dhamirin” (“unta yang kurus”) serta “fajjin amiq” (“dari segenap penjuru yang jauh”), iaitu dari segenap pelusuk dunia, yang terpencil sekalipun. Dapatkah anda bayangkan? Apakah anda juga berfikir, mengapa mereka datang beramai-ramai?


Seruan haji telah sampai. Sambutlah seruan ini meski tempat anda begitu jauh.

Wahai mereka yang telah mendengar seruan ini, dan mampu menunaikannya… sambutlah seruan ALLAH. Jika anda belum mampu, pupuklah niat dan motivasi untuk mampu melakukannya. Hanya kepada ALLAH kita memohon pertolongan.


Rasulullah bersabda :

“ Barangsiapa haji ke Baitullah, tanpa berkata/berbuat kotor

maupun berbuat kefasikan, maka ia akan kembali

(pulang dalam keadaan suci) seperti

saat ia dilahirkan oleh ibunya.”[1]


Kembali seolah saat dilahirkan oleh ibunya! Sungguh, hal ini selayaknya memerlukan niat yang betul-betul tulus. Penulis begitu khuatir, jika penulis kembali bertanya kepada anda, “Sudahkah anda berniat?”, tetapi dijawab oleh anda, “Oh… sya sudah lupa!”


Rasulullah bersabda :

“Antara satu umrah dengan umrah yang lainnya,

adalah kaffarah (penghapus) untuk dosa-dosa (yang dilakukan)

di antara kedua umrah itu. Dan haji yang mabrur, tidaklah mempunyai balasan yang setimpal melainkan syurga!.”[2]

Syurga…?


Ya,demi ALLAH, balasannya adalah syurga!


Hati anda pasti bersukacita mendengar hadis ini. Wahai yang telah berniat dengan lidahnya, niatlah anda sekarang dengan hati dan jiwa anda.


Bersabda Rasulullah :

“Para pelaku haji dan umrah adalah utusan-utusan (menuju) ALLAH.

Jika mereka berdoa kepada-Nya, Dia akan mengabulkan,

jika mereka meminta kepada-Nya, Dia akan memberi; dan

jika memohon ampunan kepada-Nya, Dia pun akan mengampuni mereka.”[3]


Utusan menuju ALLAH?


Ya, para pelaku haji dan umrah adalah kekasih-kekasih ALLAH. Kita semua tahu bagaimana para utusan itu disa. Mereka disambut di sebuah aula besar dengan begitu meriahnya. Ini merupakan kebiasaan manusia menyambut sesama manusia.


Nah, apalagi jika ALLAH yang menyambut anda? Tidakkah anda suka mnjadi utusan ALLAH? Penulis seakan mendengar anda berkata. “Tentu saja, siapa yang tidak suka begitu?”. Alhamdulillah, andai itu memang perasaan anda, Ayuh! Sekarang bertawakallah kepada-Nya dan segaera laksanakan haji ke rumah-Nya. Atau paling kurang mulailah berniat, jika anda memang belum lagi memiliki kemampuan.


Ibadah haji adalah ibadahnya Nabi Ibrahim. Namun para Nabi juga banyak yang menngerjakan haji. Ketika Nabi Muhammad bersama Abu Bakar pergi haji dan melalui sebuah lembah antara Madinah dan Mekah, Baginda Rasul bersabda :


“Wahai Abu Bakar, lembah ini juga telah dilalui oleh Nabi Hud dan Nabi Soleh,

ketika mereka hendak mengerjakan haji ke Baitullah al-Haram.”[4]


Dikesempatan yang lain, Rasulullah menyatakan pula :

“Rumah ini telah dikunjungi (dalam ibadah haji) oleh 70 nabi.”


Tahukah anda kini, sebahagian besar Nabi telah mengerjakan haji ke Baitullah? Penulis rasa anda sekarang semakin bertambah semangat untuk mengunjungi Baitullah, betul-betul ingin memijakkan kaki, di mana para Nabi pun pernah memijakkan kaki mereka. Tapi, penulis merasa khuatir sekali jika anda masih mengatakan, “Saya belum juga merasakannya!”


[1] HR. al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah.

[2] HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’I dan Ibnu Majah.

[3] HR. Ibnu Majah.

[4] HR. Ibu Majah