SATU PUISI SEMPENA HARI AIDS SEDUNIA!


jika...
dia terlahir sebagai kumbang
dari rahim bunga dan semaian kumbang tua
tak berniat menyakit atau membuat sendiri aturan alam

tuntutan...kewajiban...keharusan...
didapatkan tidak sejalan dengan...
keinginan...hasrat...dan harapan...

apa salahnya...
sang kumbang tidak ingin mendekati bunga
bila ia tIdak tertarik mengelilinginya
menyentuh putik atau kelopaknya

apa salahnya...
jika sang kumbang tak mencumbui sang bunga
tidak berminat menghisap sari madunya
dan akhirnya tidak akan membuahi serbuk sarinya...

dapatkah itu dikatakan suatu pengingkaran?
melangkahi kudrat dan dogma yang tertanam?
mengangkangi aturan Tuhan? Sang Pencipta kumbang seisi alam?

maafkan...

sang kumbang menggugat

AKU HANYA INGIN TERBANG BERSAMA KUMBANG...

karya: MEERO.

CINTA BUATMU SANG LELAKI....mustafa!


Wajahku pucat. Langkah kaki para pemuda pemburu tidak lagi terdengar samar. Tak terasa tubuhku bergetar hebat, betapa tidak, dari celah gua ia mampu melihat para pemburu itu berada di atas kepalanya. Setengah berbisik aku berkata pada Kekasihku; Cintaku….

“Wahai Kekasih, jika mereka meninjau ke sini,
Sungguhnya pasti mereka melihat kita berdua”.

Dia memandang Aku penuh makna. Ditepuknya belakangku ini perlahan sambil berujar,

“Janganlah engkau kira, kita hanya berdua.
Sesungguhnya kita bertiga…”

Sejenak ketenangan menyapa diriku. Sama sekali tidak Aku khuatirkan keselamatan diriku. Kematian bagiku bukan apa-apa, Aku hanya lelaki biasa. Sedang, untuk lelaki tampan yang kini dekat di sampingku, keselamatan di atas mati dan hidupnya.

Bagaimana semesta jadinya tanpa penerang.
Bagaimana buana jika harus kehilangan purnama.
Bagaimana dunia tanpa kunci kasih sayang…

Sungguh, Aku tak gentar dengan tajam mata pedang para pemuda pemburu , yang akan merobek lambung serta menumpahkan darahku.

Sungguh, Aku tidak khuatir runcing anak panah yang akan menghunjam setiap jengkal tubuhku ini. Aku hanya takut, Kekasihku, ya Cintaku.. mereka membunuh Nyawa Cintaku….

Berdua Kami berhadapan, dan Kami sepakat untuk bergantian berjaga. Dan keakraban mempersona itu bukan sebuah kebohongan. Aku memandang wajah syahdu di depanku dalam hening. Setiap guratan di wajah indah itu Aku perhatikan saksama. Aduhai betapa Aku mencintai lelaki ini. Kelelahan yang mendera setelah berperjalanan jauh, seketika seperti ditelan kegelapan gua. Wajah di depanku meleburkan penat yang Aku rasa. Hanya ada satu nama yang berdebur dalam dadaku. Cinta.

Sejeda kemudian, Dia melabuhkan kepalanya di pangkuanku. Dan seperti anak kecil, Aku berenang dalam samudera kegembiraan yang sempurna. Tak ada yang dapat mempesonakannya selama hidup kecuali saat kepala Kekasihku, Cintaku berbantalkan kedua peha ini.

Mata Dia terpejam. Dengan hati-hati, seperti seorang ibu, telapak Tanganku , mengusap peluh di kening Dia. Masih dalam senyap, Aku terus terpesona dengan sosok cinta yang tengah beristirehat diam di pangkuanku. Sebuah rasa mengalun dalam hati ini…

“ betapa ingin Aku menikmati ini selamanya…”.

Nafas harum itu terhembus satu-satu, menyapa wajahku yang sangat dekat. Aku tersenyum, sepenuh kalbu Aku menatapnya lagi. Tak jenuh, tak bosan. Dan seketika wajahku muram. Aku teringat perlakuan orang-orang yang memburu Purnama Jagat – Pelita Hatiku seperti memburu haiwan buruan.

Bagaimana mungkin mereka begitu keji mengganggu Dia , yang begitu santun kasihnya….

“Selama hayat berada dalam raga,
aku akan selalu berada di sampingmu,
untuk membelamu dan tak akan
membiarkan sesiapapun menganggumu”.

Sunyi tetap terasa. Gua itu begitu dingin dan remang-remang. Abu Aku menyandarkan tubuh di dinding gua. Kekasihku , masih saja mengalun dalam istirehatnya. Dan tiba-tiba saja, seekor ular mendesis-desis perlahan mendatangi kakiku yang terlentang. Aku menatapnya waspada, ingin sekali Aku menarik kedua kakiku untuk menjauh dari haiwan berbisa itu. Namun, keinginan itu Aku lenyapkannya dari benak, tak ingin ia mengganggu tidur nyaman Lelaki yang Cintai ini. Bagaimana mungkin, Aku tegar membangunkan kekasih itu. Aku meringis, ketika ular itu mematuk pergelangan kaki, kakiku tetap saja tak bergerak sedikitpun. Dan ular itu pergi setelah beberapa lama.

Dalam hening, sekujur tubuhku terasa panas. Bisa ular segera menjalar cepat. Aku menangis diam-diam. Rasa sakit itu tak dapat ditahan lagi. Tanpa sengaja, air mataku menitis mengenai pipi Kekasihku yang tengah berbaring. Aku menghentikan tangisan, kebimbanganku terbukti, Dia yang kucintai terjaga dan menatapku penuh rasa ingin tahu.

“Wahai teman, apakah engkau menangis kerana menyesal mengikuti perjalanan ini”, suara Dia memenuhi udara gua.

“Tentu saja tidak, redha dan ikhlas mengikutimu ke mana pun”
Aku pantas memintas meski masih dalam kesakitan.

“Lalu mengapakah, engkau meluruhkan air mata?”

“Seekor ular, baru saja mematukku, wahai sahabat,
dan bisanya menjalar begitu cepat”

Dia menatap diriku penuh kehairanan, tak seberapa lama bibir manisnya bergerak,

“Mengapa engkau tidak menghindarinya?”

“Aku khuatir membangunkan engkau dari lelap”
Jawabku sendu.

Sebenarnya saat itu Aku menyesal kerana tidak dapat menahan air mata hingga mengenai pipi Dia Kasihku dan membuatnya terjaga.

Saat itu air mata bukan lagi milik Aku saja. Malahan mata Musthafa berkabut dan bening air mata tergenang di pelupuknya. Betapa indah sebuah sulaman kasih ini…...

“Sungguh bahagia, aku memiliki dirimu ”.

Tanpa menunggu waktu, dengan penuh kasih sayang, Musthafa meraih pergelangan kakiku yang digigit ular. Dengan mengagungkan nama Allah pencipta semesta, Dia mengusap bekas gigitan itu. Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu tak lagi ada. Aku segera menarik kaki kerana malu. Dia Cintaku masih memandangku penuh sayang.

“Bagaimana mungkin,
mereka tegar menyakiti manusia indah seperti mu.
Bagaimana mungkin?”
nyaring hatiku kemudian.

Gua itu kembali ditelan sepi. Kini giliran Aku yang beristirehat dan Dia berjaga. Dan, Aku menggeleng beberapa kali ketika Lelaki yang tercinta ini menawarkan pangkuannya. Tak akan rela, diriku membebani pangkuan penuh berkah itu…

Ketika Rasulullah berada di hadapan,
Ku pandangi pesonanya dari kaki hingga hujung kepala
Tahukah kalian apa yang terjelma?
Cinta!
(Abu Bakar Shiddiq r.a)



{ Gubahan Kreatif Dari Inspirasi Kisah Agung
Saiyidina Abu Bakar as-Siddiq Bersama Rasulullah Di Dalam Gua Tsur}

Seorang lelaki bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, ramai lelaki yang mencuba mendekati si gadis.Lelaki itu pula tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk mencari minuman hangat.

Si gadis agak terkejut, tapi kerana kesopanan si lelaki itu, si gadis bersetuju menerima ajakannya. Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si lelaki sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita pulang saja?".

Namun tiba-tiba si lelaki meminta sesuatu pada waiter, "Boleh minta garam?" Semua orang yang mendengar memandang ke arah si lelaki, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, "Awak boleh minum macam tu?” Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya rindu dan cemburu pada orang tua saya yang masih tinggal di sana."

Begitu berkata kalimat terakhir, mata si lelaki mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan lelaki di hadapannya itu. Si gadis berfikir bila seorang lelaki dapat bercerita dia rindu kampung halamannya, pasti lelaki itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya. Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.

Mereka akhirnya membawa mereka berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli... betul-betul seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang lelaki seperti itu!

Kopi asin yang ada gunanya...

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang puteri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, dan setiap saat sang puteri membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, kerana ia tahu itulah yang disukai oleh pangerannya.

Setelah 40 tahun, si lelaki meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... tentang kopi asin."

Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk mengubahnya kerana kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya teruskan juga . Saya tak pernah terfikir hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencuba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, kerana saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apa pun.

Sekarang saya sedang sakarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakana padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.

Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari, bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam?

Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."

Kadangkala Anda merasa Anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain,tapi hanya untuk menyedari bahawa pendapat Anda tentang seseorang itubukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi. Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci kerana terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.

WAKTU YANG MENGENAL CINTA.....


Al kisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda abstrak : ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan kerana ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai dan mencuba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.

”Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta.

”Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan. “Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini”.

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.

“Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak Cinta.

Namun kegembiraan terlalu gembira kerana ia menemukan perahu sehingga
ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin
panik. Tak lama lalulah Kecantikan.

“Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta

“Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu
datanglah Kesedihan.

”Oh, Kesedihan. Bawalah aku bersamamu”, kata Cinta.

”Maaf Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air semakin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara.

”Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!”

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sedar bahawa dia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

”Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu” kata orang itu.

”Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman
yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Cinta hairan.

”Sebab” kata orang itu ”Hanya Waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu...”

APA YANG LEBIH INDAH DARI CINTA PERTAMA....


Longlai...

Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafazkan hamdalah.

Tak lama, sosok mungil itu ada di dalam dekapan. Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa buah hati tercinta. Titis air bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.

Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat. Subhanallah, betapa indahnya ciptaan-Mu, ya Allah. Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat mencintainya.

Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.

Indah, bahkan teramat indah...

Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya. Mereka-lah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita semua.

Bahkan ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang
mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta seorang ibunda?

Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pening, ditambah dengan membawa beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan dapat tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh kepalsuan.

Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Kerelaan mereka untuk sekadar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak hairan, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian ramai anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu anakpun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup usia.

Aaah...

Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan cinta pertama itu selalu teratur pada seseorang yang selalu ada di samping kita, tempat curahan suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya ia menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi Wasallam, uswatun hasanah.

Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi mereka-lah cinta pertama kita.

Dan apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama?


KATA PALING INDAH....


Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati.

 

Salahlah bagi orang yang mengira bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.

 

Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang.

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

 

Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah suatu kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita fahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan. 

 

Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama. Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan 

 

Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar.

SEKIRANYA ENGKAU MENGUSIRKU.....


Demi kemuliaan-Mu, o Tuhan, sekiranya Engkau mengusirku, 
maka aku akan tetap berdiri di depan gerbang-Mu, 
dan aku tidak akan berhenti untuk memohon kepada-Mu,
kerana ma'rifatku tentang kebaikan-Mu dan kemuliaan-Mu, 
serta lapangnya rahmat dari-Mu. 
kepada siapa lagi seorang hamba datang, kecuali kepada Tuannya ? 
kepada siapa lagi seorang hamba bersandar, kecuali kepada Empunyanya ?...
Tuhanku, seandainya Engkau mengikatku dengan belenggu, 
dan menahan pemberian-Mu kepadaku di antara para saksi, 
seandainya Engkau campakkan aibku di depan mata hamba-hamba-Mu, dan menyuruhku memasuki neraka, 
dan seandainya Engkau pisahkan aku dari orang-orang yang berbakti kepada-Mu, 
maka tak kan kuputuskan harapanku dari-Mu, dan tak kan kupalingkan angan-anganku tuk harapkan maaf dari-Mu... Cinta-Mu tak kan pernah lari dari hatiku.

SEMAKIN AKU BERLAGAK TAHU - APA ITU CINTA?


Semakin aku berlagak tahu apa itu cinta, maka aku semakin tahu bahawa sebenarnya aku tidak tahu apa-apa. Apa yang dulu kuanggap cinta, ternyata bukanlah cinta. Waktu akan menguji dan mengasah kekuatan cinta. Waktu… itulah yang aku takutkan. Cinta bisa memakai wujud berupa perpisahan. Cinta bisa memakai wujud berupa air mata. Dan semua wujud itu dikuasai dan terpenjara dalam waktu.

 

Cinta itu ibarat bintang. Hidup tanpa cinta bagaikan malam tak berbintang. Gelap gelita. Jalan ke sana salah, ke sini keliru. Cinta itu ibarat garam. Sayur tanpa garam rasanya akan hambar. Hidup tanpa cinta, akan membuat manusia menjadi gila. Gila harta, gila populariti, gila kehormatan, gila oleh gemerlap dunia yang menampilkan bayangan ’semu’ fatamorgana cinta.

 

Berbicara tentang cinta memang membuai setiap generasi. Tulisan-tulisan tentang cinta tidak akan pernah tutup usia selama bumi ini masih ada. Tetapi tetap saja, cinta tidak bisa diselami hanya dengan kata-kata, kerana cinta itu rentan terhadap erosi waktu. Tetapi ketika cinta disandarkan pada yang memerintah dan mengendalikan gerakan waktu itu, maka cinta itu akan kukuh, cinta yang sejati.

 

Cinta sejati harus berawal dari kepenuhan akan Cinta Sejati Sang Pencipta Waktu. Kerana tanpa itu, cinta akan terkungkung oleh batas ideologi, agama, ras, dan geografi. Cinta sejati tidak mengenal jarak ruang dan waktu.

 

Cinta tidak perlu kata-kata. Memandang cakerawala biru dalam sunyi, dua hati berbicara dalam kata yang tak terucapkan. Genggaman tangan dalam kebisuan menumbuhkan berjuta harapan. Uluran kasih yang tulus menggetarkan kehidupan. Cinta bukanlah sekadar janji. Cinta adalah memberikan yang terbaik demi yang dicintai.Memberi bukan kerana menerima, tetapi memberi kerana mencintai.

 

Cinta adalah kecocokan jiwa. Setidaknya itulah yang aku 
yakini saat ini. Cinta yang hanya bersandarkan pada eloknya fizik akan gagal diterjang waktu. Cinta yang bersandar pada ego dan hasrat sendiri akan berakhir tanpa ampun. Cinta datang bukan dari keakraban yang lama atau pendekatan yang tekun melainkan cinta adalah kecocokan jiwa, yang harus diuji dan berjalan selaras dengan kehendak Sang Pencipta Waktu.

 

ADUHAI INDAH NIAN......


Aduhai indah nian, ya Allah, mawar yang Engkau hadiahkan untukku. Ialah permata hatiku, yang menebar sejuk dan harum ke segala penjuru hati hamba. Merah mahkotanya adalah cinta kasih-Mu. Hijau segar kelopaknya adalah kekuatan-Mu untuk diri yang lemah ini. Untai tangkai berdurinya adalah ujian keimananku agar tak pernah sedetik pun berpaling, mencari pengganti Diri-Mu. Aromanya adalah terapi jiwaku yang ingin selalu bersandar pada-Mu, bergantung pada kuasa dan kehendak agung-Mu…

Mawar ini adalah bukti betapa sayang-Mu pada hamba; lebih luas dari alam semesta-Mu; lebih dalam dari samudera biru-Mu; lebih lembut dari sutera surga-Mu; lebih kokoh dari langit dan bumi-Mu. Betapa elok rupanya, membuat mata zahir dan batin hamba tak kuasa menahan haru. Air mata cinta mengalir, menyejukkan wajah dan hatiku, saat kunikmati keindahannya. Saat sendiri di tengah malam, saat terbina dalam ukhuwah, adalah saat-saat terindah…ketika sang mawar mekar bersemi…menebar harum yang terus mewangi…

Engkau telah tetapkan ya Allah. Mawarku juga untuk hamba-Mu, teman hidupku. Saat ini, hanya Engkau yang Maha Tahu rahasia itu. Kepada siapa kurangkaikan mawar terindah ini, agar terjalin dua kuntumnya di dua hati yang bersatu selamanya; agar sempurna jalan yang harus ditempuh dalam kemuliaan agama-Mu; agar tentramnya selalu bercahaya di sepanjang jalan menuju ridha-Mu.

Terkadang hati ini gundah dan tak sabar menunggu. Saat itulah sejatinya, Engkau menguji kesetiaanku pada-Mu. Saat itu pula, musuhku yang paling nyata menertawakan kelemahanku; saat tanpa sadar, kaki ini melangkah menjauh dari-Mu; saat tanpa sadar, hati ini berharap pada makhluk-Mu, bukan pada-Mu. Ampuni hamba, ya Allah. Sungguh, hamba tidak tahu, sedang Engkau Mengetahui segalanya. Engkau mengetahui yang terbaik untuk hamba-Mu.

Aku hanya bisa mengerahkan ikhtiar dan menghulurkan doa. Harap dan cemas berpadu, tunduk di bawah kebesaran-Mu. Rabbii, aku tak berharap kesempurnaan, tetapi hamba merindukan harmoni yang selalu menggubah nada-nada cinta-Mu, di dalam mahligai mawar yang terangkai indah. Rabbii, aku tak mau melayang dalam angan yang panjang. Kerananya, hamba memohon kekuatan dan ketegaran agar terjaga dalam kekhusyukan, membara dalam persiapan jiwa dan raga, menanti hari yang tak pernah dilupakan. Itulah hari, saat hamba mengucapkan dan Engkau pun menyaksikan : “Sekuntum mawar ini kurangkaikan untukmu, teman sejatiku…”

PESAN AKHIR SEORANG PEJUANG!


* lantunan rasa isteri pejuang Dato’ Onn Jaafar *

 

 Katanya……

Andai nafasku terhenti di sini

Tunaikan pesan akhir ku ini

Dengan simpanan kita miliki

Urusi jenazahku – kafani aku

Ke kamar persemadian; anak cucu usungiku

Mohon tiada iringan hormat negara buatku

 

Sebak si isteri berceritera……

Benar saja katanya,

Malam Jumaat seperti ayahnya

Dia menutup mata; pamit untuk dunia

Hanya 30 ringgit di tangan yang ada

Cuma 300 ringgit simpanannya…

Namun mencukupi wasiat disempurna

Jenazah digalas anak cucu meski sedepa

Tapi maafi dinda aduhai pendita sukma……

Kerna pinta sungguh bertalu kepala Negara

Tak mampu kutolak buatmu hormat akhir jelata…

 

Retak beribu hati isteri pejuang ini

Mahu kucari air mata untuk ditumpahi

Jika terhimbau santun pada anak isteri

Amat halus pekerti berbanding sutera

Hilang dayaku mengingati  cinta nusanya…..

 

 

 

~AbShuhey Namus~

24 Ogos 2008

11.04 pm – Ahad

Jannatul Ajillah

JIKA KITA BISA MENDENGAR BICARA TUHAN....


Wahai hamba-hambaKU...

Aduhai Bani Adam...

Demi kemuliaan dan kebesaran-KU dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-KU di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain AKU dengan kekecewaan. Akan AKU pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia. AKU singkirkan ia dari mendekati-KU, lalu AKU putuskan hubungan-KU dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain AKU ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan, padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-KU dan hanya AKU yang dapat menyingkirkannya. Mengapa ia berharap kepada selain AKU dengan mengetuk pintu-pintu lain,; padahal pintu-pintu itu tertutup? Walhal hanya pintu-KU yang terbuka bagi siapa pun yang berdoa memohon pertolongan dari-KU`.

Siapakah yang pernah mengharapkan AKU untuk menghalau kesulitannya lalu AKU kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan keampuanan-KU kerana dosa-dosanya yang besar, lalu AKU putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-KU lalu tidak AKU bukakan?

AKU telah mengadakan hubungan langsung antara AKU dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-KU. Akan tetapi, mengapakah mereka bersandar kepada selain AKU? AKU telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-KU, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-KU?

Dan AKU pun telah memenuhi langit-KU dengan para Malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepada-KU, lalu AKU perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara AKU dengan hamba-hamba-KU. Akan tetapi mengapa mereka tidak pernah percaya kepada firman-firman-KU?

Tidakkah mereka mengetahui bahawa siapa pun yang ditimpa oleh bencana yang AKU tutunkan tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali AKU? Akan tetapi, mengapa AKU melihat ia dengan segala angan dan harapannya itu selalu berpaling dari-KU? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain AKU?

AKU telah memberikan kepadanya segala kemurahan-KU tanpa ia harus meminta terlebih dahulu. Ketika semua itu AKU cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada-KU untuk segera mengembalikannya, tetapi sebaliknya meminta pertolongan kepada selain AKU?

Apakah AKU yang memberi sebelum diminta, lalu ketika dimintai semula tidak AKU berikan? Apakah AKU ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hamba-KU? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik-KU? Tidakkah semua rahmat dan kurniaan itu berada di tangan-KU? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-KU?

Tidakkah hanya AKU tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dari-KU?

Dan semua yang AKU berikan tidak akan mengurangi kekayaan-KU meskipun sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan AKU mengawasinya?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-KU. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepada-KU dan tidak merasa AKU memerhatikannya dan tetap juga melakukan perbuatan haram seraya tidak merasa malu kepada-KU....


{Diinterepetasikan berdasar HADITH-HADITH QUDSI yang diceritakan oleh Ibn Husain dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim & At-Tirmidzi serta Ibn Hibban}

MENERIMA APA ADANYA


Seorang pelajar yang baru saja pulang dari medan perang menelefon orangtuanya di rumah. Orangtuanya begitu senang mendengar  anaknya telah kembali. Mereka segera menyuruh pemuda itu untuk pulang ke rumah. pemuda itu pun sudah tidak sabar lagi rasanya untuk berkumpul kembali dengan keluarganya setelah berbulan bulan lamanya ia harus berada di negara lain untuk berperang.


Pemuda itu menanyakan pada orangtuanya apakah ia boleh membawa sahabatnya untuk tinggal bersama sama mereka. Orangtuanya setuju saja lagi pula mereka masih punya satu kamar extra di rumah, satu orang tentunya tidak mengapa. " tetapi sahabatku itu cacat Ia hanya memiliki satu lengan dan satu kaki saja ". Demikian si pemuda itu memberi penjelasan agar orangtuanya tidak terkejut nantinya.


Mendengar hal itu orangtuanya mengurungkan niatnya. Mereka mencuba memberi penjelasan pada puteranya, "Tidakkah sebaiknya kita membawa temanmu itu ke hospital mangsa perang? Kita akan susah mengurus segala keperluannya nantinya. Sudahlah, sebaiknya kamu segera pulang saja. kami sudah sangat merindukanmu. Besok pagi kami akan segera menjemputmu. Di mana kamu tinggal sekarang?". mendengar jawaban orangtuanya, pemuda itu memberikan hotelnya dan menutup telepon dengan kecewa.


Keesokan harinya orangtua pemuda itu menjemputnya di Hotel dan menemukan khabar bahawa pemuda itu telah bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya dari jendela. Setelah melihat mayat puteranya,betapa hancur hati mereka mengetahui  ternyata puteranya itu hanya memiliki satu Lengan dan satu Kaki.


Seringkali kita lupa bahawa mengasihi adalah menerima diri orang lain SEUTUHNYA tanpa syarat. Mengasihi suami bukanlah hanya pada saat dirinya begitu gagah dan mampan dengan pekerjaan yang menjanjikan. Mengasihi isteri adalah menerima dirinya apa adanya dengan kondisi fizik seperti apapun. Mengasihi anak adalah bisa memuji dan memberinya semangat sekalipun kemampuannya jauh di bawah rata rata anak seumurnya. Mengasihi Orangtua adalah bangga memiliki mereka sekalipun mereka bukan orangtua yang sempurna. MENGASIHI ADALAH MENERIMA ORANG LAIN APA ADANYA.

WARKAH UNTUK CINTAKU... (yang tak pernah terutus)


Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu, wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kusisipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku.

Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku

Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.

Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahawa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebahagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, kerana itu aku mencuba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.

Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahawa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahawa senyummu adalah sesuatu yang bererti bagiku. Ketenteramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti aku harus mengalah.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia kerana sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan, Mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangkamu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah lelaki hebat yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini kerana aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukan dirimu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai isteriku namun sebagai kekasihku.

Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang bererti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.

Aku yang tidak mengerti diriku…

Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berfikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu. .. aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka yang lain.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

Wassalam

MASIHKAH MAHU JATUH CINTA???


“Tak seorang pun di muka bumi yang lebih sengsara dari seorang yang dilanda cinta, meskipun ia mendapati cinta itu manis rasanya. Setiap saat engkau lihat ia selalu menangis, entah karena enggan berpisah atau karena rindu yang membara. Jika sang kekasih jauh, ia menangis karena rindu, jika dekat ia menangis karena takut berpisah.”

Dari ungkapan syair tentang cinta diatas maka disimpulkan jika orang yang jatuh cinta bisa memilih maka ia akan memilih untuk tidak jatuh cinta. Walaupun kita tahu cinta merupakan sumbangan kehidupan manusia termasuk kepada lawan jenis. Ia adalah fitrah hiasan umat manusia. Seorang yang bernama manusia akan dan pernah jatuh cinta kepada manusia lain. Ini adalah sesuatu yang tak bisa kita tolak.


Lalu mengapa memilih untuk tidak jatuh cinta? Jatuh cinta kok tidak dipilih? Cinta kan indah dan menyenangkan? Awal dari cinta memang merupakan keindahan. Namun pertengahan cinta adalah kegelisahan. Orang yang dimabuk cinta pastilah pernah merasakan penderitaan kegelisahan ini. Gelisah kerana menahan beratnya kerinduan. Gelisah akan ketidakpastian apakah orang yang ia cintai benar-benar akan menjadi miliknya. Gelisah bisa menyakiti....

PERKENANKAN AKU MENCINTAIMU....


Ya Allah, Ya Tuhanku…
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku…


Tuhanku…

Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu

Lembar demi lembar kitab kupelajari

Untai demi untai kata-kata para ustaz kuresapi

Tentang cinta para nabi

Tentang kasih para sahabat
Tentang mahabbah para sufi

Tentang kerinduan para syuhada

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi
dan pada sudut pandang yang mengawang di awan


Tapi Rabbi…

Berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan kemudian tahun berlalu

Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama,

Tapi… Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu
Aku makin merasakan gelisahku membadai

Dalam cita yang mengawang

Sedang kakiku mengambang tiada menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang nan kegelapan


Wahai Ilahi…

Kemudian berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan tahun berlalu

Aku mencuba merangkak, menggapai permukaan bumi

Dan menegakkan jiwaku kembali m
enatap, memohon
dan menghiba di keharibaanMu:

“Allahu Rahim, Ilahi Rabbi,
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku”.

Allahu Rahman, Ilahi Rabii…

Perkenankanlah aku mencintaiMu sebisaku

Dengan segala kelemahanku
Ilahi…
Aku tak sanggup mencintaiMu
dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Musthafa

Kerana itu izinkan aku mencintaiMu

Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu

Atas derita batin dan jasadku

Atas sakit dan ketakutanku


Rabbi…
Aku tak mampu mencintaiMu seperti Abu Bakar,

Yang menyedekahkan seluruh hartanya

Dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga.

Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan DeenMu Atau seperti Ali KarramallahuWajha yg hebat semangat kepahlawanannya.

Maka Ya Allah…
Izinkan aku mencintaiMu
Melalui seratus-dua ratus perak yang terhulur

Pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan

Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di tepi-tepi jambatan

Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilahi…
Aku tak mampu mencintaiMu
Dengan khusyuknya solat salah seorang sahabat NabiMu

Hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya

Kerana itu Ya Allah…

Perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu

Dalam solat yang cuba kudirikan teragak-agak

Meski ingatan kadang melayang ke pelbagai permasalahan dunia


Rabbi..
Aku tak dapat beribadah ala para sufi rahib
Yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu

Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rakaat lailku
Dalam satu-dua sunnah nafilahMu.

Dalam desah nafas kepasrahan tidurku.


Ya Maha Rahman…

Aku tak mampu mencintaiMu
Bagai para al hafiz dan hafizah
Yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam

Dari itu..
Perkenankanlah aku mencintaiMu
Melalui selembar dua lembar tilawah harianku

Lewat lantunan seayat dua ayat hafazanku


Ya Rahim…
Aku tak mampu mencintaiMu semisal Sumayyah
Yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DeenMu
Seandai para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu

Dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu
Maka izinkanlah aku mencintaiMu
Dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.


Allahu Karim…
Aku tak mampu mencintaiMu di atas segalanya
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putera dan zaujahnya,

Dan patuh mengorbankan pemuda penyejuk matanya

Maka izinkanlah aku mencintaiMu
di dalam segalanya
Dengan mencintai keluargaku
Dengan mencintai sahabat-sahabatku

Dengan mencintai manusia dan alam seluruhnya


Allahu RahmanuRahim, Ilahi Rabbi…

Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku..

Agar cinta itu mengalun dalam jiwa

Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku selamanya.

HATIKU MILIKNYA


teringat ku akan cinta
cinta yang
indah
...
namun sungguh jauh dirasa
sungguh ku tak kuasa...
demi menggapai kemurnian cinta...


walau cinta tak kunjung tiba,
tahun pun telah memakan usia
namun satu hal pasti kurasa..,
suatu masa.... entah dimana
kan kutemukan erti sebuah cinta


walau harus menitik air mata
tiada hal yang tersia...
jika cinta sudah kujumpa
kan kuberikan hati pujangga.


cinta...
tiada habis kuucap kata
tak suatu hal dapat merupa
namun satu hal kupercaya
hatiku hanya miliknya...