MALANG BENAR KITA INI......


Kita biasanya tidak terkendali pada saat kaya, sombong pada saat berkecukupan, senang pada saat kaya, lalai untuk mensyukuri nikmat, putus asa kala dirundung kesulitan, marah pada saat dililiti pemasalahan, dan tidak rela dengan ketentuan ALLAH.


Kita benci kefaqiran dan tidak menyukai kemiskinan. Kita menghimpunkan harta lantaran takut miskin. Walhal itu merupakan salah satu dari sikap buruk sangka pada kemurahan ALLAH dan terlalu nipisnya keyakinan akan jaminan ALLAH. Itu saja sudah cukup menjadi bukti dosa.


Kita sering dalam kelalaian. Kita terhalang memperoleh kenikmatan akhirat lantaran memburu kenikmatan dunia yang fana ini. Kita mungkin saja menampuk kenikmatan dunia untuk memperkayakan diri, menyombongkan diri dan menampakkan kekayaan dunia. Padahal kita menyedari bahawa sifat yang sedemikian akan membawa kita bertemu dengan ALLAH dalam kemurkaan-Nya.


Kita juga lebih menyukai tinggal di dunia ini berbanding untuk berdampingan dengan ALLAH Azza wa Jalla dan kita juga bagai tidak suka untuk bertemu dengan-Nya. ALLAH pun pasti tidak menyukai bertemu dengan kita pada saat kita masih dalam kelalaian.


Kita selalu bersedih kerana tidak memiliki harta yang banyak. Sementara kita tidak merasa sedang dekat dengan seksa ALLAH kerana rasa begitu Kita sebenarnya alpa dengan sabda Rasulullah,


”Orang yang bersedih lantaran dunia yang tidak dimilikinya, maka ia dekat dengan neraka hanya berjarak perjalanan satu tahun”.[1]


”Orang yang menyintai dunia dan membuatkannya rasa senang, maka rasa takut akan kegentingan di akhirat akan hilang dari hatinya”.[2]


Anehnya, kita lebih tertarik untuk meraih kekayaan dunia sebanyaknya, sedangkan rasa takut pada ALLAH telah dicabut dari hati kita. Tidakkah disedari?


Mungkin saja perhatian kita pada urusan dunia lebih banyak perhatian kita pada urusan akhirat. Kita juga akan merasa mendapat musibah pada saat perolehan dunia kita menurun. Rasa takut hilangnya harta lebih besar daripada rasa takut akan dosa-dosa kita. Giatnya kita mengumpulkan ’kotoran-kotoran’ itu sekadar untuk menunjuk-nunjuk dan menerbitkan rasa kesombongan. Mungkin kita mengharapkan orang lain menyukai agar kita dimuliakan dan dihormati; sedangkan di waktu yang sama kita sudah membuat ALLAH murka.


Malang benar kita ini! Kehinaan kita di hadapan ALLAH di Hari Qiamat nanti seolah-olah lebih ringan bagi kita berbanding kehinaan di hadapan orang lain. Mungkin saja kita sudah menyembunyikan kejelekan dari orang lain, sementara pada saat yang sama – kamu tidak merasa ALLAH sedang memerhati kejelekan-kejelekan kita. Cemuhan ALLAH kelak seakan lebih ringan bagi kita daripada cemuhan yang datangnya dari manusia. Manusia bagai lebih tinggi nilainya daripada ALLAH Azza wa Jalla. Maha Luhur ALLAH dari ketidatahuan kita ini.


Sungguh kita jauh sekali dengan para salafussoleh apatah lagi dengan para sahabat Nabi. Demi ALLAH, mereka lebih zuhud pada sesuatu yang halal daripada sikap kita pada sesuatu yang haram. Mereka selalu menganggap berbahaya sesuatu yang merosak amal, yang pada kita langsung tidak berbahaya sama sekali. Mereka sangat takut pada kesalahan kecil melebihi rasa takut kita pada dosa besar dan kemaksiatan.


Harta yang paling halal dan paling baik milik kita hampir saja setara dengan harta yang syubhat bagi mereka. Ketakutan pada kejelekan kita daripada diketahui umum hampir sama dengan kegentaran mereka bila amalan kebaikan yang mereka lakukan tidak diterima. Puasa kita hampir sama dengan tidak puasanya mereka. Kesungguhan kita dalam beribadah hampir sama dengan waktu senggang dan tidur mereka. Seluruh kebaikan kita hampir sama dengan satu kebaikan mereka.


Subhanallah!!! Berapa beza jarak antara antara dua kelompok itu; satu kelompok bersama para sahabat terbaik dalam keluhurannya di sisi ALLAH dan sekelompok lagi bersama orang yang berada di kerak neraka atau hanya menunggu ALLAH mengampuni dengan anugerah-Nya.


[1] Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi al-Dunya

[2] Hadis ini disebutkan Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulum al-Din. Al –Iraqi mengulasnnya dengan mengatakan, Saya hanya mendapatkan hadis ini dari al-Harits ibn Asad al-Muhahasibi”. (Lihat Ihya Ulum al-Din, 3/262)

HARUM DI SANUBARI.....


hai jiwa nan tenang
hai hati yang luhur
hai budi mewangi
damailah dirimu di sana....
aman di haribaan Tuhan

sungguh dirimu satu anugerah
teman terbaik sepanjang jalan
suka duka jadam kehidupan
saling merasai dilalui bersama
sukarnya mencari ganti dirimu
satu sabitah cahaya indah
sirnalah kejora....

biarlah masa berlalu
namamu jasamu harum di sanubari
tidak dimamah mentari 
suara baidurimu tak dijamah zaman
rindu kami  berpalu terus bertalu 
doa kami tak pernah putus buatmu
insya'Allah tak terhenti ingatan padamu!

~ABBAN CIPTA~

TOREHLAH LEMBARAN BARU DALAM SOLAT!


Saudaraku tercinta, terimalah dari saya sebuah hadiah yang tiada duanya, dan hadiah ini merupakan kesempatan yang takkan tergantikan, sebab anda tidak bisa menjamin bilakah Allah akan memanggil anda untuk keluar dari kehidupan dunia. Kerana itu, saya menganjurkan anda sekadar membaca beberapa kalimah berikut dan menjadikannya sebagai pelita hidup di depan mata sebagai panduan anda melaksanakannya.


Ketika Rasulullah saw duduk di masjid. Tiba-tiba datang seorang lelaki masuk ke dalam masjid. Ia pun mengucapkan salam kepada Rasulullah saw kemudian berdiri dan melakukan solat. Ketika ia selesai melakukannya, ia pun menghampiri Rasulullah saw yang kemudian berkata kepadanya, “Kembalilah untuk mengerjakan solat, sebab engkau belum mendirikannya”.


Ia pun pergi menjauh dan melakukan solat lalu kembali lagi menghampiri Rasulullah saw. beliau pun berkata lagi kepadanya, “Kembalilah mengerjakan solat, sebab engkau belum mendirikannya”. Lelaki itu kembali pergi melakukan solat dan menghampiri Rasulullah saw lagi. Namun Rasulullah saw tetap berkata, “Pergilah untuk mengerjakan solat, sebab engkau belum mendirikannya!” Lelaki itu akhirnya berkata, “Demi Allah yang mengutuskan anda dengan kebenaran, saya tidak bisa mengerjakan yang lebih baik dari ini. Ajarilah saya, wahai Rasulullah!”


Rasulullah saw pun bersabda, “Jika engkau mengerjakan solat, maka mulailah dengan bertakbir, lalu bacalah beberapa ayat Al-Quran yang mudah, kemudian lakukan rukuk sampai kamu betul-betul rukuk dengan muthmainnah (tenang); lalu lakukan I’tidal sampai kamu betul-betul telah berdiri; lalu lakukan sujud sampai kamu betul-betul sujud dengan tenang, kemudian lakukan duduk sampai kamu betul-betul duduk dengan tenang; selanjutnya kembali lakukan sujud sampai kamu betul-betul sujud dengan tenang. Biasakan hal ini dalam setiap (rakaat) solatmu!” (HR. Al Bukhari)


Apakah anda bisa merasakan nilai hadiah ini? Rasulullah saw mengajarkan bagaimana seharusnya anda mengerjakan solat! Mari, praktikkan nasihat ini sekarang juga sebelum lewat kesempatan, dan jangan pernah lupa untuk selalu menjaga thuma’ninah (ketenangan) dalam solat!


Nabi Muhammad saw pernah ditanya tentang perbuatan menoleh-noleh ketika solat, maka Baginda Rasul pun bersabda. “Itu merupakan curian yang dilakukan syaitan terhadap solat seorang hamba” (HR Al-Bukhari)


Sungguh sejelek-jelek manusia adalah organ yang berusaha mencuri bahagian solatnya. Ditanyakan, “Bagaimanakah hal itu bisa terjadi, ya Rasulullah?”. Beliau menjawab. “Ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya” (HR Ahmad)


Sebuah hadis menyebutkan pula, “Seseorang apabila melaksanakan solat namu ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya, maka rukuk dan sujudnya itu akan digulung sebagaimana baju usang digulung, kemudian dilemparkan di mukanya, seraya berkata. ‘Allah akan menyia-nyiakan engkau sebagaimana engkau telah menyia-nyiakan aku!”


Tahukah kita berapa buah solat yang akan berkata pada kita:

Allah akan menyia-nyiakan engkau seperti kau sia-siakan aku

Dan berapa solatkah yang akan berkata kepadamu:

Allah akan menjagamu seperti telah engkau jaga diriku


Kita begitu rindu mengecap manisnya khusyuk, tapi bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi sementara kita telah menjadi pencuri-pencuri solat?! Hati kita pun tidak mampu meraih kekhusyukan sehingga kita pun melakukan. Maka, mari torehkan lembaran baru dalam hidup ini dengan berusaha mewujudkan kekhusyukan dalam solat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw!


Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menyambut sang hamba dalam solatnya sepanjang ia tidak berpaling. Maka jika sang hamba itu memalingkan muka, Allah pun berpaling darinya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Dalam berapa detikkah gerangan, Allah swt akan berpaling dari anda dalam solat? Apakah hati anda akan bisa merestui perbuatan keji ini?!


Mengapa anda tidak bisa menjaga apa yang telah anda miliki?! Anda berjuang dan berusaha menghadap Allah swt dalam solat, kemudian dengan begitu mudah menyia-menyiakan usaha yang telah anda bangun ini.


Demi Allah, apakah anda tidak merasa malu? Apakah Allah swt melihat anda, tapi anda justeru melihat ke arah yang lain?! Mengapa anda tidak juga merasakan parahnya perbuatan ini?!


Nabi Muhammad saw bersabda, “Solat seseorang yang tidak mahu meneguhkan tulang punggungnya ketika rukuk dan sujud, solatnya akan dilipat seperti baju yang jelek, lalu dilemparkan ke wajahnya. Solatny pun berkata, ‘Semoga Allah menyia-nyikanmu, sebagaimana engkau menyia-nyikanku. Kalau ia menyempurnakan rukuk dan sujudnya, solatnya akan dilipat sebagaimana bagaikan baju yang bagus. Ia berkata, ‘Semoga Allah menjagamu, sebagaimana engkau menjagaku’,” (HR Abu Dawud, At-Turmudzi, An Nasa’I dan Ibnu Majah)


Saudaraku tercinta, tegakkan tulang punggung anda dan beri’tidallah dengan tegak. Tenangkanlah badan anda ketika berdiri, sebab pendangan Allah terhadap manusia merupakan rahmat. Orang-orang yang dipandang Allah, tidak akan pernah diseksaNya.


Dalam sebuah atsar disebutkan, seorang hamba ketika memulai solatnya kemudian ia berpaling, Allah swt pun berseru, “Apakah ia berpaling kepada yang lebih baik dari Ku?!”.


Ya Allah! Sungguh hati mana pun tidak akan mampu menanggung beban seksa ini, satu kali pun. Apalagi dengan orang yang dicela Allah sepeti ini selama dua puluhan tahun?! Demi Allah, fikirkan baik-baik persoalan ini, sebab hal ini bukanlah perkara remeh.


Apakah anda enggan Allah swt memandang solat anda? Saya mendengar anda berkata, “Tentu saja tidak!”. Saudaraku tercinta, saya harap jawapan anda adalah jawapan yang betul-betul amali.


Cukup sudah lembaran tahun-tahun ini!


Rasululullah saw bersabda, “Seorang hamba tidak akan mendapat apa-apa dari solatnya melainkan apa yang ia fahami dan sedari”. (HR. Az-Zubaidi).


Ertinya, anda tidak akan mendapat apa-apa dari solat kecuali bacaan-bacaan yang anda fahami ketika itu. Ada orang-orang yang sama sekali tidak mendapat apa-apa dari solatnya. Kewajipan melaksanakan solat telah gugur, namun solat itu sama sekali tidak menghasilkan pahala. Sabda Rasul saw, “Sesungguhnya ada seorang yang mengerjakan solat, namun tidak mendapat catatan pahala kecuali sepertiga, seperempat, seperenam,seperlapan, atau sepersepuluhnya saja” (HR Ahmad)

Sungguh aneh orang ini! Ia bisa menghampiri Rabbnya Sang Raja Diraja setiap saat. Ia cukup berwudhu kemudian menghadap kepadaNya. Meski begitu, ia berdiri di hadapan Rabbnya dalam keadaan lalai dan kacau, seolah ia melepas hatinya begitu telah mulai menghampiri Rabbnya.


Ya Allah! Ratusan hari dan puluhan minggu, bahkan sekian tahun terlewat begitu saja. Tidakkah cukup sekian tahun telah hilang begitu saja dari tangan kita? Apakah anda siap untuk kembali menghabiskan tahun-tahun berikut tanpa manfaat? Tanpa menghasilkan setitik pun kekhusyukan?!


Cukup sudah saat-saat anda meninggalkan khusyuk. Ingat baik-baik masa-masa itu, di mana anda telah menganiaya diri sendiri!

PERNAH JEMUKAH MEMBACAINYA?



Saiyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Aku datang kepada Rasulullah saw, kemudian beliau berkata kepadaku, “Wahai Ali, ketahuilah bahawa akan ada sebuah bencana”. Aku bertanya, “Lantas apa jalan keluarnya, ya Rasulullah?” Baginda Rasul menjawab,

“Kitab ALLAH. Di dalamnya terdapat berita umat-umat sebelum kamu, dan informasi orang-orang setelah kamu, serta aturan antara kamu. Al-Quran adalah penjelasan yang tegas dan bukan mainan. Barangsiapa yang meninggalkannya kerana kesombongan, maka ALLAH akan menghancurkannya. Dan barangsiapa yang mencari petunjuk di luar Al-Quran, maka ALLAH akan menyesatkannya"

Al-Quran adalah peringatan yang bijak, dan jalan yang lurus. Barangsiapa yang berkata atas dasar Al-Quran, maka ia akan berkata benar. Barangsiapa yang menentukan (menghukumi) atas dasar Al-Quran, maka ia akan berlaku adil. Barangsiapa yang mengamalkannya, maka ia akn mendapat pahala. Dan barangsiapa yang menyeru (manusia) kepadanya, maka ia akan ditunjukkan ke jalan yang lurus.

Dengannya, obsesi-obsesi tidak akan menimpang, dan lidah-lidah tidak akan kesulitan(membacanya). Orang-orang yang berilmu tidak akan pernah kenyang menyerap (kandungan) Al-Quran. Orang-orang yang bertakwa tidak akan pernah jenuh (membaca) Al-Quran. Seringnya diulang tidak akan membuat rasanya menjadi hambar, dan keajaiban-keajaibannya juga tidak akan pernah habis.

Al-Quran inilah yang begitu didengar oleh (bangsa) Jin, mereka lantas menyatakan, ‘Sesungguhnya kami mendengar sebuah bacaan yang menakjubkan, yang memberikan petunjuk ke arah yang tepat, sehingga kami pun mengimanninya;.” (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)


Ya, anda benar, Rasulullah! Akan betul-betul ada sebuah bencana, di mana jalan keluarnya telah ada di hadapan kami…. Di dalamnya terdapat berita masa lalu, informasi masa depan, dan aturan masa kini… Beginilah, Al-Quran selalu sesuai di setiap tempat dan waktu sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw yang tidak pernah berbicara atas dasar hawa nafsu.
Dengannya, obsesi-obsesi diri tidak akn pernah menyimpang.

Sungguh, orang yang menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dan tuntunan, ia tidak akan pernah menyimpang. Al-Quran juga tidak akan pernah mambuat pembacanya menjadi bosan meskipun sering diulang-ulang. Pernahkah sebelumnya anda mendengar seseorang yang membaca sebuah buku sampai dua puluh kali?!
Tentu saja itu mustahil. Orang tersebut tentu akan merasakan jenuh dan bosan. Sedangkan Al-Quran, setiap kali kita mengulang untuk membacanya, setiap kali itu pulalah kita bertambah senang, rindu dan semakin menyukainya.

Betulkah anda merasakan nilai-nilai ini? Ataukah anda sekadar membacanya begitu saja?!


Saudaraku tercinta, bacalah hadis di atas sekali lagi dan resapilah segala kandungannya, kalimat demi kalimat.

APA YANG MENGHALANGI?


Saudara-saudariku yang budiman…adakah yang menghalangi anda untuk berzikir ketika anda pergi ke kuliah? Pergi ke pejabat? Juga ke pasar? Ini merupakan saat-saat yang banyak terbuang. Lantas, apa lagi yang mengahalangi anda, ketika dalam perjalanan untuk mengerjakan wirid sederhana, baik istighfar, tasbih (mengucapkan lafaz SubhanALLAH), tahlil (mengucapkan lafaz La Ilaha IllALLAH). Ataupun yang lainnya?! Saudaraku, jangan pernah membiarkan waktu luang bergitu saja tanpa zikrullah.


Segeralah suadaraku, jangan lewatkan waktu-waktu ini. Jadikanlah waktu-waktu ini sebagai “terminal pengiriman pahala”. Dan anda pun tidak kan pernah rugi. Hal ini begitu mudah, dan anda tidak perlu melakukan apa-apa selain “memulai”. Mari, mulailah dari sekarang. Ingat dan sebutlah ALLAH di kenderaan-kenderaan, di tengah-tengah perjalanan, ketika berolahraga, menjelang tidur. Saudaraku, jangan pernah lupa untuk mengingat ALLAH!


ALLAH swt berfirman,

“Kerana itu, ingatlah kepadaKu nescaya Aku ingat (pula) kepadamu…”

(Al-Baqarah : 152)


Kalaulah zikir ini tidak memiliki keutamaan selain yang disebut oleh ayat di atas, tentu ini saja sudah cukup. Hanya dengan mengucap “L Ilaha IllALLAH” dan banyak berzikir dengan kata-kata ini, ALLAH swt akan mengingat anda. SubhanALLAH, alangkah sederhananya! Ayuh, apalagi yang anda tunggu? Tidakkah anda suka diingat oleh ALLAH swt?


Saudaraku, jadilah orang-orang amali (praktis) yang tidak hanya berteori. Jadualkan untuk anda wirid zikir barang setengah jam setiap hari, anda akan melihat manfaatnya yang begitu besar!!


Ya, ALLAH akan mengingat nama anda!


Layakkah anda mengaku mencintai ALLAH namun tak suka diingat olehNYA? Saya dengar anda mengatakan, “Tentu saya amat suka diingat ALLAH”


Ya, tapi mengapa saya lihat anda masih belum juga berzikir dan mengingatNya?


Marilah mulai…..