PESAN AKHIR SEORANG PEJUANG!


* lantunan rasa isteri pejuang Dato’ Onn Jaafar *

 

 Katanya……

Andai nafasku terhenti di sini

Tunaikan pesan akhir ku ini

Dengan simpanan kita miliki

Urusi jenazahku – kafani aku

Ke kamar persemadian; anak cucu usungiku

Mohon tiada iringan hormat negara buatku

 

Sebak si isteri berceritera……

Benar saja katanya,

Malam Jumaat seperti ayahnya

Dia menutup mata; pamit untuk dunia

Hanya 30 ringgit di tangan yang ada

Cuma 300 ringgit simpanannya…

Namun mencukupi wasiat disempurna

Jenazah digalas anak cucu meski sedepa

Tapi maafi dinda aduhai pendita sukma……

Kerna pinta sungguh bertalu kepala Negara

Tak mampu kutolak buatmu hormat akhir jelata…

 

Retak beribu hati isteri pejuang ini

Mahu kucari air mata untuk ditumpahi

Jika terhimbau santun pada anak isteri

Amat halus pekerti berbanding sutera

Hilang dayaku mengingati  cinta nusanya…..

 

 

 

~AbShuhey Namus~

24 Ogos 2008

11.04 pm – Ahad

Jannatul Ajillah

JIKA KITA BISA MENDENGAR BICARA TUHAN....


Wahai hamba-hambaKU...

Aduhai Bani Adam...

Demi kemuliaan dan kebesaran-KU dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-KU di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain AKU dengan kekecewaan. Akan AKU pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia. AKU singkirkan ia dari mendekati-KU, lalu AKU putuskan hubungan-KU dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain AKU ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan, padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-KU dan hanya AKU yang dapat menyingkirkannya. Mengapa ia berharap kepada selain AKU dengan mengetuk pintu-pintu lain,; padahal pintu-pintu itu tertutup? Walhal hanya pintu-KU yang terbuka bagi siapa pun yang berdoa memohon pertolongan dari-KU`.

Siapakah yang pernah mengharapkan AKU untuk menghalau kesulitannya lalu AKU kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan keampuanan-KU kerana dosa-dosanya yang besar, lalu AKU putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-KU lalu tidak AKU bukakan?

AKU telah mengadakan hubungan langsung antara AKU dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-KU. Akan tetapi, mengapakah mereka bersandar kepada selain AKU? AKU telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-KU, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-KU?

Dan AKU pun telah memenuhi langit-KU dengan para Malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepada-KU, lalu AKU perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara AKU dengan hamba-hamba-KU. Akan tetapi mengapa mereka tidak pernah percaya kepada firman-firman-KU?

Tidakkah mereka mengetahui bahawa siapa pun yang ditimpa oleh bencana yang AKU tutunkan tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali AKU? Akan tetapi, mengapa AKU melihat ia dengan segala angan dan harapannya itu selalu berpaling dari-KU? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain AKU?

AKU telah memberikan kepadanya segala kemurahan-KU tanpa ia harus meminta terlebih dahulu. Ketika semua itu AKU cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada-KU untuk segera mengembalikannya, tetapi sebaliknya meminta pertolongan kepada selain AKU?

Apakah AKU yang memberi sebelum diminta, lalu ketika dimintai semula tidak AKU berikan? Apakah AKU ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hamba-KU? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik-KU? Tidakkah semua rahmat dan kurniaan itu berada di tangan-KU? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-KU?

Tidakkah hanya AKU tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dari-KU?

Dan semua yang AKU berikan tidak akan mengurangi kekayaan-KU meskipun sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan AKU mengawasinya?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-KU. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepada-KU dan tidak merasa AKU memerhatikannya dan tetap juga melakukan perbuatan haram seraya tidak merasa malu kepada-KU....


{Diinterepetasikan berdasar HADITH-HADITH QUDSI yang diceritakan oleh Ibn Husain dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim & At-Tirmidzi serta Ibn Hibban}

MENERIMA APA ADANYA


Seorang pelajar yang baru saja pulang dari medan perang menelefon orangtuanya di rumah. Orangtuanya begitu senang mendengar  anaknya telah kembali. Mereka segera menyuruh pemuda itu untuk pulang ke rumah. pemuda itu pun sudah tidak sabar lagi rasanya untuk berkumpul kembali dengan keluarganya setelah berbulan bulan lamanya ia harus berada di negara lain untuk berperang.


Pemuda itu menanyakan pada orangtuanya apakah ia boleh membawa sahabatnya untuk tinggal bersama sama mereka. Orangtuanya setuju saja lagi pula mereka masih punya satu kamar extra di rumah, satu orang tentunya tidak mengapa. " tetapi sahabatku itu cacat Ia hanya memiliki satu lengan dan satu kaki saja ". Demikian si pemuda itu memberi penjelasan agar orangtuanya tidak terkejut nantinya.


Mendengar hal itu orangtuanya mengurungkan niatnya. Mereka mencuba memberi penjelasan pada puteranya, "Tidakkah sebaiknya kita membawa temanmu itu ke hospital mangsa perang? Kita akan susah mengurus segala keperluannya nantinya. Sudahlah, sebaiknya kamu segera pulang saja. kami sudah sangat merindukanmu. Besok pagi kami akan segera menjemputmu. Di mana kamu tinggal sekarang?". mendengar jawaban orangtuanya, pemuda itu memberikan hotelnya dan menutup telepon dengan kecewa.


Keesokan harinya orangtua pemuda itu menjemputnya di Hotel dan menemukan khabar bahawa pemuda itu telah bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya dari jendela. Setelah melihat mayat puteranya,betapa hancur hati mereka mengetahui  ternyata puteranya itu hanya memiliki satu Lengan dan satu Kaki.


Seringkali kita lupa bahawa mengasihi adalah menerima diri orang lain SEUTUHNYA tanpa syarat. Mengasihi suami bukanlah hanya pada saat dirinya begitu gagah dan mampan dengan pekerjaan yang menjanjikan. Mengasihi isteri adalah menerima dirinya apa adanya dengan kondisi fizik seperti apapun. Mengasihi anak adalah bisa memuji dan memberinya semangat sekalipun kemampuannya jauh di bawah rata rata anak seumurnya. Mengasihi Orangtua adalah bangga memiliki mereka sekalipun mereka bukan orangtua yang sempurna. MENGASIHI ADALAH MENERIMA ORANG LAIN APA ADANYA.