KETAHUILAH!.... PERCAYALAH!..... YAKINILAH!!!


Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia....
ketahuilah! Allah SWT tahu betapa kuat engkau sudah berusaha.


Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
percayalah! Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
ketahulah! Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menghubungimu.
percayalah Allah SWT selalu berada di sampingmu.

Ketika kau pikir bahawa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi....
ketahuilah! Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
percayalah! Allah SWT dapat menenangkanmu

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
ketahuilah! Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan merasa ingin mengucap syukur...
percayalah! Allah SWT telah memberimu rahmat.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
ketahuilah! Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
percayalah! Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahawa di manapun kau atau ke manapun kau menghadap....
yakinilah! ALLAH SWT MAHA TAHU & MAHA MENDENGAR...

TAWASSUL QALBU IBU AYAH


Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang dulu.
Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.
Ketika pakaianku tertitis sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku berulang-ulang berkata-kata
tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar,
bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita
yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku,
jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecilmu
aku harus memakai segala cara untuk memujukmu mandi?
Ketika aku tak faham sedikitpun tentang teknologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
fikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, hulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita,
berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,
asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku,
seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyuman redhaku

DO'A BUAT ANAK


Ya Allah, jadikanlah anakku
Seorang yang cukup kuat mengetahui kelemahan dirinya

Berani menghadapi kala ia takut
Bangga dan tidak tunduk dalam kekalahan yang tulus

Serta rendah hati dan penyantun dalam kemenangan


Ya Allah, jadikanlah anakku

Seorang yang tahu akan adanya Engkau

Dan mengenal dirinya sebagai dasar segala pengetahuan


Ya Allah, bimbinglah dia

Jika bukan di jalan yang mudah

Jika di jalan yang penuh desakan

Penuh tentangan dan kesukaran

Ajarilah dia agar ia sanggup berdiri teguh di tengah badai

Dan belajar mengasihi mereka yang tidak berhasil

Ya Allah, jadikanlah anakku

Seorang yang berhati suci, bercita-cita luhur

Sanggup memerintah dirinya sebelum memimpin orang lain

Mengejar masa depan tanpa melupakan masa lalu
Sesudah semuanya membentuk dirinya


Aku mohon, ya Allah, rahmatilah ia dengan rasa gembira

Sehingga sungguh-sungguh tapi tak berlebihan
Berilah ia kerendahan hati, kesederhanaan dan kesabaran

Setelah semua ini, ya Allah
Dari kekuatan dan keagunganMu itu
Jika telah demikian, ya Allah
Beranilah aku berkata
' Tak sia sia aku hidup sebagai Ibu dan Ayahnya '

MENJEMPUT REZEKI YANG DIJAMIN


Duhai Yang Menghembuskan setiap angin , wahai Yang Menurunkan setiap titisan hujan, apapun Yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepadaMu , wahai Yang Maha Menatap , izinkanlah pertemuan demi pertemuan kami membuat semakin jelas agar kami dapat mengenalMu , merasakan kehadiranMu, merasakan tatapanMu, Merasakan kukuhnya perlindunganMu , Tiada Tuhan selain Engkau wahai Yang Maha Mendengar lindungi pertemuan ini dari ilmu yang dapat menjauhkan kami dariMu.

Tenangkanlah dirimu dari memikirkan urusan duniawi, karena apa yang telah direncanakan Allah Ta’ala bagimu, tidak perlu kamu sibuk memikirkannya

(Dari Mutu Manikam Kitab Al Hikam)

Firman Allah dalam surah Al Ankabut 60 :

Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus ) rezekinya sendiri. Allah-lah Yang Memberi Rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Saudaraku, penyimak SilakanTerpesona yang budiman surat Al Ankabut ayat 60 ini menunjukan bahawa semua makhluk telah dijamin rezekinya oleh Allah , yang tidak dijamin adalah ganjaran kerana ganjaran harus kita cari , pahala harus kita cari tapi rezeki sudah menjadi jaminan Allah SWT, oleh itu Syekh Ahmad Ataillah menganjurkan jangan risaukan apa yang telah dijanjikan Allah kepada kita tapi risaukanlah kalau kita lalai menjalankan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada kita.

Luar biasa pentingnya bagi kita untuk menjaga diri dari apapun yang membuat kita tidak bisa melaksanakan kewajiban kita,sederhananya begini ada seseorang yang disuruh majikannya untuk bekerja , tidak mungkin majikan ini lupa memberi makan kepada hamba sahayanya kerana jika sampai lupa diberi makan, hamba sahaya ini tidak akan bisa bekerja, makin bagus kerjanya kalau majikan bijaksana pasti akan dicukupi pakaiannya kerana tidak mungkin dia akan dapat bekerja tanpa pakaian, pasti dicukupi makananya kerana dia tidak akan bisa bekerja tanpa kekuatan, ini hanya sekadar ilustrasi manusia yang banyak kikirnya dan banyak alpanya , lalu bagaimana mungkin Allah Yang Memerintahkan kita ibadah :

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah (menyembah) pada-Ku"(QS. Adz Dzariyat : 56 )

bagaimana mungkin Allah Memerintahkan kita ibadah dan kalau kita ibadah tidak dicukupi.

Kita ambil contoh solat ; untuk solat kita harus memakai penutup aurat , kalau kita mau solat pasti Allah memberi rezekinya kerana yang menyuruh kita menutup aurat adalah Allah , kita disuruh bersedeqah ,kalau kita mau bersedeqah tidak mungkin Allah tidak memberikan rezeki , lalu bagaimana mungkin kita bisa bersedeqah kalau kita tidak memiliki rezekinya , sedangkan pembagi rezeki adalah Allah , kita pasti diberi makan kerana kalau tidak diberi makan bagaimana kita bisa menolong orang, kalau kita tidak diberi makan bagaimana bisa ibadah , jadi andakata kita tahu kewajiban kita dan kita tunaikan, Demi Allah ! Allah tidak akan pernah menyia-nyiakannya .

Maka saudaraku, kewajiban kita yang pertama adalah husnudzon , berbaik sangka bahawa Allah adalah penjamin rezeki , kerana Allah berfirman dalam hadits qudsi : Aku sesuai prasangka hambaku; jadi kita harus berprasangka baik kepada Allah .Yakin bahawa kita sudah ada rezekinya, hanya kita harus menjemput dengan cara yang kreatif

Yang kedua kewajiban kita adalah ikhtiar dengan ikhtiarnya yang Allah sukai , sudah cukup itu ! kalau Allah menyuruh kita jujur, maka kejujuran tidak akan pernah meleset.Kalau Allah memerintahkan kita solat dan bisnis tidak boleh melalaikan solat , maka ketika kita mendengar kumandang adzan , segeralah melaksanakan solat ,lalu pertanyaannya nanti ,bagaimana dengan pembeli ? rezeki itu bukan datang dari pembeli tapi dari Allah yang datang melalui pembeli , tidak mungkin Allah memerintahkan kita solat lalu gara-gara solat kita menjadi terhalang rezeki.

Kita diperintahkan untuk membayarkan zakat, bukankah wang yang kita miliki adalah milik Allah, maka tunaikanlah zakat kerana wang itu bukan milik kita, kalau Allah mahu mengambil mudah saja, misalnya diberikan saja ujian dengankemalangan atau sakit pasti akhirnya akan keluar juga wang yang kita pertahankan, maka daripada dipaksa keluar wang lebih baik tunaikan saja, Allah lah yang dengan Keagungannya dan Maha Bertangung jawab Mengatur lalu lintas rezeki kita.

Saudaraku maka hidup ini mudah sebenarnya kalau kita sudah tahu rumusnya, sayangnya kita ini lebih sibuk memikirkan apa yang dijanjikan Allah daripada apa yang menjadi kewajiban kita , sayangnya kita ini lebih sibuk memikirkan sesuatu yang tidak harus kita fikirkan.

Apakah dengan bersadeqah itu kita menjadi miskin ? justru jaminan Allah diberikan kalau kita merasakan nikmatnya , melakukan yang diwajibkan oleh Allah SWT. marilah saudaraku, bisnis yang baik adalah bisnis yang yakin bahawa Allah pembagi rezeki , bekerja yang baik bukan mengabdi kepada atasan , kerana atasan akan mati di kemudian hari,kita tidak mengabdi kepada perusahaan bekerja itu adalah mengabdi kepada Allah, jangan tergiur oleh harta haram kerana tanpa licik pun kita akan berjumpa dengan rezeki kita,lihatlah binatang-binatang selalu ada rezekinya, lihatlah cicak bukankah makanannya dapat terbang ke sana ke mari kerana memiliki sayap , tapi ternyata tetap saja cicak berjumpa dengan rezekinya.Subhanallah ! Justeru, Jangan pernah risau saudaraku, kerana Allah satu-satunya penjamin rezeki.kewajiban kita adalah luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.*

KE MANA..... TUHAN???

Manusia dilahirkan

dari rahim seorang ibu

yang mengandungnya selama 9 bulan.

Ke mana aku ini; Tuhan ?


Manusia tumbuh besar dan dewasa

Melihat dunia yang baru untuknya

dan terpesona dengan keindahannya

Lalu ke mana aku ini; Tuhan ?


Manusia bercanda tawa

Manusia bergembira ria

Menjadi manusia bertahta

Ke mana lagi aku ini; Tuhan ?


Manusia diberi akal

untuk mencerna setiap ciptaan

yang tak tertandingi setiap insan

Lalu ke mana aku ini; oh! Tuhan ?


Ketika seorang manusia tersungkur

dalam lembah kesedihan yang dalam

mencari makna hidup yang keras

Tak terhitung airmata yang terkuras

Sekali lagi, ke mana aku ini;duhai Tuhan?


Manusia lalu bertambah tua

Uban tumbuh di setiap ruas kepala

Tanpa tahu harus ke mana berlari

sampai akhirnya ajal menanti

tanpa bekal amal yang bererti


Tuhan pun datang

dan Dia bertanya,

Fa-aina tadzhabuun ?

Ke mana kamu sekalian hendak pergi?


Lalu sang hamba pun tersungkur lagi

melihat azab yang telah menanti

DIPATRI CINTA NABI

Sungguh, hati dipatri cinta Nabi

Dialah pangkal mulia

sumber bangga kita di dunia

Dia tidur di atas tikar kasar

sedang umatnya menggoncang tahta Kisra


Inilah pemimpin bermalam-malam terjaga

sedang umatnya tidur di ranjang raja-raja

Di gua Hira ia bermalam

sehingga tegak bangsa, hukum dan negara


Kala solat, pelupuknya tergenang air mata

Di medan perang, pedangnya bersimbah darah

Di bukanya pintu dunia dengan kunci agama

Duhai, tiada pernahkan lagi ada

Yang melahirkan putra semacam dia

HATI YANG HIDUP

Saudaraku yang baik, saat ini kita mencuba memohon pertolongan Allah agar kita lebih mengenal siapa Allah , bagaimana cara mendekat kepada Allah dan tahu apa yang akan menghijab dari Allah.

Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gambar dunia ini terlukis dalam cermin hatinya, atau bagaimana akan pergi menuju kepada Allah padahal ia masih terikat dan terbelenggu oleh syahwat hawa nafsunya, atau bagaimana akan dapat masuk ke hadirat Allah padahal ia belum bersih suci dari kelalaiannya atau mengharap akan mengerti rahsia yang halus padahal ia belum bertaubat dari kekeliruan-kekeliruannya.

Saudaraku yang baik, bagaimana mungkin seseorang hatinya akan terang benderang kalau di hatinya ini selalu duniawi saja yang terlukis, bagaimana mungkin seseorang akan dapat mendekat bergerak kepada Allah kalau dia masih diikat dan dibelenggu oleh syahwat nafsunya , dan bagaimana bisa membuka pintu gerbang kedekatan dengan Allah kalau dia masih melumuri dirinya dengan aib dosa dan belum mensucikan dirinya.

Kita ibaratkan sebuah wadah. Bagaimana bolehdiisi makanan yang nikmat andaikata wadah ini penuh dengan kotoran , penuh dengan lendiran. Tentu senikmat apapun makanan tidak akan pernah dinikmati , kerana tidak bisa bercampur kotoran dan kesucian.

Suatu saat Nabi Muhammad saw pernah berjalan melalui pasar yang diikuti sahabat dan orang-orang lain. Kebetulan beliau melewati bangkai seekor anak kambing yang putus telinganya. Ditunjukkannya kambing tersebut sambil bersabda:

"Siapa diantara kalian yang mahu menerima kambing ini dengan harga satu dirham?"

Orang-orang menjawab: "Kami tidak ingin memilikinya".

Nabi bersabda: "Apakah kalian mau memilikinya tanpa bayaran?"

Salah seorang menjawab:

"Demi Allah, sekiranya dia hidup pun kami tidak menyukainya, kerana telinganya putus, apalagi sudah menjadi bangkai begini, buat apa?".

Nabi saw. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya dunia ini menurut pandangan Allah, lebih hina dari pandanganmu terhadap bangkai anak kambing ini".

(H.R. Muslim yang bersumber dari Jabir)

Dunia yang mana ; harta ? kedudukan ? jabatan ? , ternyata Rasulullah berharta , Rasulullah memiliki kedudukan dan popular , Rasulullah memiliki kekuasaan .Yang disebut dunia adalah semua yang disebutkan tadi yang membuat lalai kepada Allah ,contoh ; mencari harta dan membuat lalai kepada Allah itulah dunia ; membabi buta mencari nafkah sedangkan solat diabaikan , kejujuran diabaikan. Itulah pecinta dunia .

Sedangkan pecinta Allah sama sibuknya dengan gigih mencari harta tetapi selalu Allah yang difikirkan , kerana yakin Allah yang membagikan rezeki ; dia berdagang tapi dia yakin Allah yang menggerakan pembeli , dia tidak mahu mengurangi timbangan 1 mg pun , dan dia tidak mau ada ketidakjujuran yang dia inginkan hanya untuk memudahkan jual beli kerana jual beli yang mudah diberkahi oleh Allah. Dia tidak akan tamak dengan keuntungan kerana dia tahu menguntungkan orang lain adalah disukai oleh Allah , dia bisnis , dia sibuk dengan harta tetapi kesibukannya membuat dia semakin taat kepada Allah ,yang seperti itu bukan dunia yang menghinakan.

Peniaga atau pedagang yang jujur termasuk orang yang berkedudukan di sisi Allah, dan kelak kalau sudah wafat bisa setara kekasih-kekasih Allah , mengapa ? kerana hiruk pikuk dunianya makin membuat dia dekat dengan Allah , ini perlu kita fahami.

Ada orang yang berkuasa kemudian jadi zalim dan sibuk mempertahankan kekuasaannya, sepanjang hari yang ada dalam fikirannya hanya bagaimana berkuasa , itu adalah duniawi. Tapi bagi orang yang tidak tamak dengan kekuasaan; yang dia fikirkan adalah bagaimana dengan kekuasaannya kebenaran boleh menjadi milik ummat , bagaimana dengan kekuasaannnya keadilan dapat ditegakkan dan memudahkan orang lain untuk dekat dengan Allah, nah kekuasaan yang seperti ini tidak diertikan sebagai duniawi .

Selanjutnya bagaimana orang dapat muda berjalan ke arah Allah kalau dirinya masih terbelenggu ,bukankah kalau kita terbelenggu sulit untuk melangkah ? bukankah kita kalau diikat sulit untuk mendekat ? maka Allah menciptakan nafsu bagi kita bukan untuk membelenggu kita untuk mendekat kepada Allah tapi orang-orang yang diperbudak nafsu memang akan terikat.

Kita ambil contoh dengan nafsu perut ; seseorang yang nafsu perutnya telah membelenggu maka yang ada dalam fikirannya hanya bagaimana untuk mencari makanan yang enak yang dapat memuaskan perutnya.Dia rela untuk pergi jauh dan membayar dengan harga yang mahal untuk memuaskan perutnya. Tapi bagi orang yang lapar dan laparnya digunakan untuk mendekat kepada Allah ,maka dia akan taklukkan nafsu perutnya itu dengan shaum . Tidak boleh diperbudak makanan, dia hanya mau makan kalau sudah lapar , dia berhenti makan ketika sebelum kenyang , setiap dia makan yang dia lihat bukan makanannnya tapi siapa yang memberi makannya, walaupun hanya dengan garam dia tahu semua ini kurnia Allah. Makan penuh dengan rasa syukur kerana lidahnya masih berasa , makan dengan rasa syukur kerana masih berjumpa dengan nasi dan garam , makan dengan rasa syukur kerana kita masih bisa menikmati makanan dibanding saudara kita yang lapar , maka dia makan tapi bukan nafsu yang berjalan tapi makrifat dia menemukan butir-butir nasi. Allahu Akbar !

Padahal dirinya jauh dari ladang tetapi dia dimudahkan ; ada bahagian yang mengetam, menumbuk , ada bahagian yang memasak, dan sekarang dia terpilih sebagai orang yang menikmati makanan yang dihidangkan oleh Allah nun jauh dari sana.Garam dari laut ada yang mengambil, mengeringkan sampai di piring ,Allahu Akbar ! .

Maka ,lapar yang seperti itu Insya Allah akan menjadi pendekat kepada Allah.Inilah kenikmatan dan orang yang makan penuh dengan ingatan kepada Allah sepanjang makan Insya Allah jadi ibadah , sambil makan ingat kepada saudaranya yang lapar dan makin bertambah rasa syukurnya. Jauh berbeda dengan pecinta nafsu hari demi hari diperbudak dengan makanan saja , belum lagi yang diperbudak oleh amarah sehari-hari hanya difikirkan bagaimana memuntahkan ketidaksukaannya

Jadi bagaimana kita akan mendekat kepada Allah kalau kita belum membersihkan diri kita , Allah Maha Suci sedangkan kita amat nista

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang membersihkan diri." (QS. 2 : 222).

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membuat hati kita menjadi tempat kasih sayang Allah ? kalau pada diri ini kita kumpulkan kebencian , maka sulit orang-orang yang tidak punya waktu untuk membersihkan hati untuk memiliki kedekatan dengan Allah, :

Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya, Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya. (Q.S: Asy Syams: 9-10)

.

Maka kegigihan kita untuk sekuat tenaga bertaubat, ketika berbuat dosa hapus kembali dengan taubat ; 1 noktah tinta bersihkan , jangan biarkan tinta-tinta ini berkumpul menebal kerana akan sangat sulit membersihkannya, perbanyaklah istighfar sebab kalau cermin sudah berkilau Insya Allah kita akan tahu siapa diri kita dan orang lain pun dapat memanfaatkan cermin ini.

Kita rindu sekali agar dibimbing oleh Allah, Allah lah yang Maha Tahu semua ilmu yang bisa membuat kita sampai kepadanya. Allah-lah Yang Maha Tahu bagaimana kita bisa mengenalnya. Maka kuncinya adalah berusahalah sekuat tenaga untuk menjadi orang yang mendekat dengan cara mengamalkan ilmu kerana barang siapa yang mengamalkan ilmu yang diketahuinya niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahui oleh kita.*

LUKA YANG PALING MENYAKITKAN....

Luka yang paling menyakitkan dalam hidup bukanlah kematian,
tetapi menjadi orang yang diabaikan.
kehilangan orang yang sangat kita cintai,
lantaran berubah menjadi seseorang yang tidak peduli denganmu sama sekali.
ketika orang yang sangat kau sayangi mengadakan pesta ….
dan tidak mengundangmu sama sekali.
saat orang yang paling kau sayangi di dunia …..
dengan sengaja tidak mengundangmu menghadiri perayaannya,
sehingga membuat orang berfikir kamu tidak peduli.


Luka yang paling menyakitkan dalam hidup bukanlah kematian,
tetapi menjadi orang yang dilupakan.
menjadi orang yang dilupakan setelah kita memberikan yang terbaik.
menjadi orang yang tidak mempunyai kawan,
walau hanya sekadar untuk saling menyapa.
Ketika kau melihat orang yang ada dilubuk hatimu yang paling dalam
mentertawaimu didepan wajahmu.
Ketika kau memerlukan seseorang untuk memacu semangatmu,
tapi kau menyedari bahawa hanya seseorang yang masih peduli denganmu
iaitu …….. kamu sendiri.


Hidup memang penuh penderitaan, tapi akankah ini terbaik???
akankah semua orang saling peduli,
dan menyediakan waktu untuk mereka yang memerlukan ?
Setiap orang mempunyai peranan untuk dimainkan di panggung yang besar
yang kita sebut kehidupan.
Setiap orang punya kewajipan terhadap lingkungan sekitarnya
untuk mengatakan bahawa kita menyayangi mereka.
Kau tidak akan mendapat hukuman jika kau tidak mempedulikan kawan-kawanmu.
Kau hanya akan diabaikan…… dilupakan…..
seperti yang telah kau perbuat terhadap mereka!!


Puisi ini mungkin juga ditulis oleh seorang pria yang telah membunuh dirinya,
mungkin jika orang- orang sekitarnya ingin menunjukkan sedikit rasa sayang/cinta/kasih dan memberikan lebih banyak perhatian kepadanya,
kematiannya tidak akan pernah terjadi.
Ingatlah, begitu kita memasuki kehidupan (seseorang),
kita tidak dapat menilai kesedihan, kesepian
atau keputus-asaan orang hanya dari ekspresi muka/fizikal.
Kita perlu mengenalnya lebih dalam lagi, menghargai mereka,
dan tunjukkan kepada mereka kita peduli

IBU...mengapa ibu menangis???

Suatu ketika, ada seorang anak lelaki yang bertanya kepada ibunya.
"Ibu,mengapa ibu menangis ?".
Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita."
Saya tidak mengerti,"
kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
"Nak, kamu memang tidak akan mengerti......"
Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya.
"Ayah,mengapa ibu menangis ?"
Sang ayah menjawab,
"Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan."


Hanya itu jawapan yang dapat diberikan oleh ayahnya. Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan mendapat petunjuk daripada Allah mengapa wanita mudah sekali menangis. Saat Allah menciptakan wanita, Dia membuat menjadi sangat penting. Allah ciptakan bahunya,agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. Walaupun, bahu itu cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur. Allah berikan wanita kekuatan untuk melahirkan zuriat dari rahimnya.Dan sering kali pula menerima cerca daripada anaknya sendiri......Allah berikan ketabahan yang membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah di saat semua orang berputus asa. Wanita, Allah berikan kesabaran, untuk merawat keluarganya walau letih,sakit, lelah dan tanpa berkeluh-kesah. Allah berikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya, dalam situasi apa pun. Biarpun anak-anaknya kerap melukai perasaan dan hatinya.

Perasaan ini memberikan kehangatan kepada anak-anaknya yang ingin tidur. Sentuhan lembutnya memberi keselesaan dan ketenangan. Dia berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa kegetiran dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuk suami yang melindungi setiap hati dan jantung wanita ?

Allah kurniakan kepadanya kebijaksanaan untuk membolehkan wanita menilai tentang peranan kepada suaminya. Seringkali pula kebijaksanaan itu menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap saling melengkapi dan menyayangi.

Dan akhirnya, Allah berikannya airmata agar dapat mencurahkan perasaannya... Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan di mana ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, airmata! " Ini airmata kehidupan."

JAGALAH perintah-NYA; sekecil apa pun.....


Lama sekali kita melihat dan fikirkan akan persoalan nilai moral manusia sekarang ini dan semuanya berada dalam kondisi yang amat sulit. Kini syariat Islam sudah tidak lagi ditegakkan malah dianggap sudah menentang arus kemodenan. Nilai-nilai agama pun sudah memudar. Ketentuan ALLAH banyak dilanggar. Kebenaran semakin ditinggal dan sementara itu kebatilan terus menerus tersebar dan memamah iman.


Fitnah merebak di mana-mana. . Nurani pun terobek dibuatnya. Hawa nafsu diagungkan. Di sisi lain, musuh Islam sekamin giat melancar misi dakyahnya. Jiwa menjadi terlalu gering. Tidak pernah lagi jiwa ini mahu berfikir tentang keimanan. Sikap pamer1 dan haus jawatan, pangkat, pujian serta rasa ingin dipandang hormat melanda semua orang. Lalu tidak aneh bila akhirat telah dilupakan.


Cara berfikir dan bertindak manusia pada masa sekarang ini sangat berbeza dengan pola berfikir dan bertindak para ulama terdahulu. Jika ada salah satu salafussoleh terdahulu diizinkan ALLAH muncul di zaman kita ini, lalu dia melihat lingkaran hidup yang kita lewati sudah pastinya dia akan berkata di depan umum; “mereka ini sama sekali tidak beriman pada hari Qiamat.”


Rasulullah SAW bersabda :
“...akan datang satu zaman yang pada waktu itu orang yang memegang erat agama ALLAH bagaikan orang yang sedang mengangkat batu besar.”
2


Dalam hadis lain, Rasulullah menuturkan:
“Orang yang berpegang teguh pada sunnhku di saat nilai-nilai agama mulai pudar akan berhak memperolehi pahala seratus orang yang gugur syahid.”
3


Kita melihat musibah besar telah merosakkan sendi-sendi agama. Fitnah bermerajalela. Hasrat nafsu telah memperbudakkan semua orang. Gejala itu membuat kita khuatir akan terjadi pemisahan agama dan dunia. Kita sering mendengar ada orang yang imannya terhakis, tetapi yang anehnya orang tersebut tidak mengetahuinya. Orang seperti itu biasanya keluar dari rumah masih membawa agama. Namun, pada saat kembali ke rumahnya sudah tiada lagi agamanya.4


Sewajarnya perlu ditegaskan, bila kita tidak berupaya menunaikan semua yang diperintahkan ALLAH, bukan bererti kita boleh mempersia-siakan segala titah perintah-Nya. Jika itu yang kita lakukan, pastilah kita akan celaka dan binasa selama-lamanya


Saudara, kita ini selalu diawasi ALLAH. Justeru, jangan sekali-kali keluar dari laluan kebaikan. Ini penting agar kita tidak meniti di laluan yang salah dan akhirnya terjatuh ke jurang kerugian yang abadi. Jangan dituruti hawa nafsu yang natijahnya menggelincirkan kita dari segenap jalan kebenaran. Usah pernah memperingankan perintah ALLAH. Jangan pula menentang-Nya dengan perilaku kita yang menyimpang.


Lebih baik memerhatikan yang kecil daripada salah mengatur yang besar, meskipun tiada toleransi sama sekali bagi seseorang untuk mempersiakan perintah ALLAH. Bahkan kita harus lebih berani memilih kefakiran dan kekurangan daripada melanggar perintah ALLAH.


Kejelekan itu bertingkat. Adakalanya kejelekan yang satu lebih hina daripada kejelekan yang lain. Menjaga suruhan perintah ALLAH sekecil apa pun adalah lebih baik daripada meninggalkan semuanya. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya:
“Nanti ada sekelompok orang yang akan menggantikan generasi kalian ini. Jika mereka menjaga satu daripada sepuluh sahaja dari apa yang kalian lakukan saat ini,nescaya mereka akan selamat.”
5


Saudara, renungkanlah dan kita mesti melaksanakan setiap suruhan-Nya dan tiada alasan untuk mengabaikan titah perintah ALLAH. Kita mesti bimbang andainya kita adalah golongan yang melampaui batas. Atau kita hanya sekadar berharap ALLAH mengampuni kita lantaran kemurahan-Nya.
_____________________________
1 Sikap ingin dilihat orang lain saat beramal sama ada berkaitan soal hati yang lain (seperti ujub dan sombong) ataupun dalam aktiviti seharian.
2 Hadis ini diriwayatkan dalam beberapa versi: al-Tirmizi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Imam Ahmad.
3Diriwayatkan oleh Imam Ahmad Ibnu Hanbal dalam Musnad Ahmad.
4Contoh orang yang kehilangan iman atau agamanya tanpa sedar ialah orang yang ingin menyelesaikan berbagai masalahnya dengan menggunakan selain hukum ALLAH dan Rasul-Nya. Atau orang yang tidak rela dengan ketentuan ALLAH. Hal yang sama juga berlaku pada orang yang hanya menggunakan akalnya. Sementara contoh orang yang keluar dari rumahnya masih membawa agama tetapi masa pulangnya sudah hilang imannya ialah orang yang memperjualbelikan agama ALLAH dan orang yang palsu imannya (munafik) demi meraih keuntungan semata.
5 Diriwayatkan Imam Bukhari, Imam Ahmad dan al-Tirmizi dalam beberapa versi berlainan.


* KARYA INI ADALAH SEDUTAN DARIPADA 'debut' BUKU SAYA : HIDUP PENUH BERKAT YANG BAKAL BERADA DI PASARAN*

AKU DIMAKAMKAN HARI INI

Aku Dimakamkan Hari Ini
Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan... I
steri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekadar tangan kanan,
kawan dekat,rakan niaga, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
Isteriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,k
awan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri,
disini,menunggu perhitungan ...
Menyesal sudah tak mungkin,
Taubat tak lagi dianggap bererti,
dan maaf pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...
Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,j
ika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,beberapa hari saja...
Aku harus berkeliling, memohon maaf pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara kerana aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hatinya
yang selama ini telah aku bohongi
Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,y
ang kuambil dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu
yg sering ku umbar dulu

Dan Tuhan,beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusedari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,untuk berkumpul dengan isteri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,bersama mereka ...
begitu sesal diri ini
kerana hari hari telah berlalu tanpa makna penuh kesia-siaan
kesenangan yg pernah kuraih dulu,
tak ada ertinya sama sekali
mengapa ku sia-sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu ...
Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak termaafkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan ...

HANYA 6 PERTANYAAN BERMAKNA...

Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau bertanya...

Pertama"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab, "Orangtua, guru, kawan dan sahabat-sahabatnya."Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban itu BENAR. Tapi yang PALING DEKAT dengan kita adalah MATI. Sebab itu sememangnya janji Allah Swt bahawa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati (Ali Imran:185).Layaknya orang yang mengantri tiket kereta api, seperti itulah keadaan kita saat ini. Mengantri giliran untuk pergi ke alam kubur. Dimana hanya dengan amalan-amalan yang telah dilakukan sajalah kita ditemani. Semoga kita termasuk orang-orang yang ditemani amalan baik di alam kubur kelak. Rasulullah Saw bersabda bahwa orang yang paling pandai adalah orang yang senantaiasa mengingat mati sehingga dia selalu berusaha untuk melakukan kebajikan dan amal baik sebagai bekal hidup di alam yang lebih kekal kelak.

Kedua"Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab, "Negeri Cina, bulan, dan bintang."Lalu beliau menjelaskan bahwa semua jawaban mereka adalah BENAR. Tapi yang PALING BENAR adalah MASA LALU. Karena walau dengan cara apapun kita tak akan mampu kembali ke masa silam, kecuali dengan keajaiban yang Allah Swt berikan. Oleh karena itu hendaknya kita selalu menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan-perbuatan yang Allah Swt ridloi. Karena orang yang beruntung adalah orang-orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari sekarang.

Ketiga"Apa yang paling besar di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab, "Gunung, alam semesta."Semua jawaban itu BENAR kata Imam Al-Ghazali. Tapi yang PALING BESAR dari yang ada di dunia ini adalah HAWA NAFSU (Al-Araf:179). Ya...itulah yang paling besar, hawa nafsu manusia. Setiap insan dikurniai Allah Swt dua potensi yang masing-masing perlu dikelola dengan baik oleh pemiliknya. Potensi Tanah (Nafsu) dan potensi Ruh (Fitrah).
Keempat "Apa yang paling berat di dunia ini?" Ada yang kemudian menjawab,"Besi, gajah." Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghazali. Tapi...yang PALING BERAT adalah MEMEGANG AMANAH (Al-Ahzab:72). Ya...memegang amanah adalah sesuatu yang paling berat. Ketika Allah Swt menyuruh salah satu dari malaikat, gunung, haiwan-haiwan, dan tumbuhan untuk menjadi khalifah di bumi, tak ada satupun yang menyanggupinya. Kerana dirasa amanah ini begitu sangat berat. Dipilihlah manusia dengan segala kelebihannya untuk mengemban amanah ini, menjadi khalifah di bumi Allah Swt. Namun, entah disedari atau tidak kebanyakan manusia telah lalai terhadap amanah mulia yang telah Allah Swt berikan. Semoga setiap kita mampu bekerja optimal melaksanakan amanah yang telah diembankan pada setiap kita.
Kelima"Apa yang paling ringan di dunia ini?" Para murid menjawab, "Kapas, debu." Guru mereka mengatakan semua jawaban itu BENAR. Tapi ada yang PALING RINGAN daripada semua itu, yaitu MENINGGALKAN SOLAT. Terkadang tanpa kita sedari seringkali kita menunda-nunda waktu solat, waktu istirehat yang sesungguhnya. Waktu di mana wajah lusuh penuh khilaf dan lalai ini dihadapkan pada Pemiliknya. Kerana merugilah seorang insan yang mengulur waktu shalat, kemudian dia hendak solat, namun sedetik kemudian malaikat pencabut nyawa mendatanginya. Tak ada yang mampu menghalangi dan menunda ajal seseorang.
Keenam"Apa yang paling tajam di dunia ini?" Mereka menjawab, "Sebuah pedang wahai guru." Imam Al-Ghazali berkata bahawa hal itu adalah BENAR. Tapi yang PALING TAJAM yang pernah ada adalah LISAN MANUSIA. Kerana dengan lisan, seseorang bisa saja menyakiti hati dan perasaan saudaranya.
*********
Karya di atas ini diinterpretasikan dari kitab karangan Imam al-Ghazali yang berjudul: "DI SEBALIK KETAJAMAN MATA HATI"

MENCITRA PERIBADI TERINDAH

Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaannya, ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka. Tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, solat, zakat, dan haji. Begitupun jikalau kita berbicara tentang peninggalan Rasulullah SAW, maka tidak cukup hanya mengingat indahnya senyum beliau, tidak hanya sekadar mengenang keramahan dan kelembutan tutur katanya, tetapi harus kita lengkapi pula dengan bentuk peribadi lain dari Rasulullah, iaitu : beliau adalah orang yang sangat menyukai dan mencintai prestasi!

Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitinya. Solat beliau adalah solat yang bermutu tinggi, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitinya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka perihal hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi.


Ya, beliau adalah peribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualiti terbaik dari apa yang sanggup dilakukannya. Tidak hairan kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..." (QS. Al Ahzab [33] : 21)


Kalau ada yang bertanya, mengapa sekarang umat Islam belum ditakdirkan unggul dalam kaitan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi ini? Seandainya kita mau jujur dan sudi merenung, mungkin ada hal yang tertinggal di dalam meneladani peribadi Nabi SAW. Yakni, kita belum terbiasa dengan kata prestasi. Kita masih terasa asing dengan kata kualiti. Dan kita pun kerapkali terperangah manakala mendengar kata unggul. Padahal, itu merupakan bagian yang sangat penting dari peninggalan Rasulullah SAW yang diwariskan untuk umatnya hingga akhir zaman.


Akibat tidak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut, kita pun jadinya tidak lagi merasa bersalah andaikata tidak tergolong menjadi orang yang berprestasi. Kita tidak merasa kecewa ketika tidak bisa memberikan yang terbaik dari apa yang mampu kita lakukan. Lihat saja solat dan shaum kita, yang merupakan amalan yang paling pokok dalam menjalankan syariat Islam. Kita jarang merasa kecewa andaikata solat kita tidak khusyuk. Kita jarang merasa kecewa manakala bacaan kita kurang indah dan mengena. Kita pun jarang kecewa sekiranya shaum Ramadhan kita berlalu tanpa kita muhasabah mutunya.


Kita memang banyak melakukan hal-hal yang ada dalam aturan agama tetapi kadang-kadang tidak tergerak untuk meningkatkan mutunya. Tentu saja tidak semua dari kita yang memiliki kebiasaan kurang baik semacam ini. Akan tetapi, kalau berani jujur, mungkin kita termasuk salah satu di antara yang jarang mementingkan kualiti.


Padahal, adalah sudah merupakan sunnatullah bahawa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualiti dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan ada dalam episod kehidupan dunia ini. Baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, Allah Azza wa Jalla selalu mementingkan penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan.
Misalnya saja shalat, amat sangat berbahagia serta beruntung bagi orang yang khusyuk dalam solatnya. Ertinya, solat yang terpelihara mutunya, yang dilakukan oleh orang yang benar-benar menjaga kualiti solatnya. Sebaliknya, kecelakaanlah bagi orang-orang yang lalai dalam shalatnya!


Amal baru diterima kalau benar-benar bermutu tinggi ikhlasnya. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan solat serta menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS. Al Bayyinah [98] : 5). Allah pun tidak memerintahkan kita, kecuali menyempurnakan amal-amal ini semata-mata kerana Allah. Ada riya sedikit saja, pahala amalan kita pun tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Ini dalam urusan ukhrawi.


Demikian juga dalam urusan duniawi produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Para pemuda yang unggul juga bisa bermanfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tidak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya.


Pendek kata, siapapun yang ingin memahami Islam secara lebih cocok dengan apa-apa yang telah dicontohkan Rasul, maka bahagian yang harus menjadi pedoman hidup adalah bahawa kita harus tetap tergolong menjadi orang yang menikmati perbuatan dan karya terbaik, yang paling berkuliti. Prestasi dan keunggulan adalah bahagian yang harus menjadi tersulam dan menyatu dalam perilaku kita sehari-hari.


Kita harus menikmati karya terbaik kita, ibadah terbaik kita, serta amalan terbaik yang harus kita tingkatkan. Tubuh memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia sementara hati memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama. Insya Allah, di dunia kita akan memperoleh tempat terbaik dan di akhirat pun mudah-mudahan mendapatkan tempat dan balasan terbaik pula.


Tubuh seratus persen bersimbah peluh berkuah keringat dalam memberikan upaya terbaik, otak seratus persen digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu dan paling mutakhir, dan hati pun seratus persen memberikan tawakal serta ikhlas terbaik, maka kita pun akan puas menjalani hidup yang singkat ini dengan perbuatan yang Insya Allah tertinggi dan bermutu. Inilah yang dikhendaki oleh Al Islam, yang telah dicontohkan Rasulullah SAW yang mulia, para sahabatnya yang terhormat, dan orang-orang soleh sesudahnya.


Oleh sebab itu, bangkitlah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menjadi seorang peribadi muslim yang berprestasi, yang unggul dalam potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada setiap diri hamba-hambanya. Kitalah sebenarnya yang paling berhak menjadi manusia terbaik, yang mampu menggenggam dunia ini, daripada mereka yang engkar, tidak mengakui bahawa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan kurnia Allah SWT, Zat Maha Pencipta dan Maha Penguasa atas jagat raya alam semesta dan segala isinya ini!

SEGENGGAM GARAM.....


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya longlai dan air muka yang penuh gurisan kekecewaan. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya.

Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan saksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu disuruhnya perlahan.

"Cuba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke sIsinya.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan beriringan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang dengan mengocak-gocak dan terciptalah riak air, mengusik ketenangan telaga itu.

"Cuba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah".
Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

"Segar.", sahut tamunya.

"adakah kau merasa garamnya?",tanya Pak Tua lagi.

"Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk bahu si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.
"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan di dasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasihat.

"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu berangkat pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

KEKAYAAN YANG DILUPAKAN.....

Semoga Allah yang Maha Kaya, memperkaya diri kita dengan perasaan tidak mengkehendakikan selain kepada Allah, kerana ternyata ramai orang kaya yang menjadi miskin, kerana keperluannya lebih banyak daripada kekayaannya. Sayangnya keperluan itu tidak pernah ada hujungnya, seperti minum air laut, makin diminum makin haus.
Begitulah, ramai sekali orang yang diberi kekayaan duniawi tapi batinnya miskin, hari-harinya dilalui dengan sengsara kerana diperbudak oleh keinginan. Semoga Allah memperkaya kita dengan rasa puas terhadap segala yang ada. Kita akan mengupas hikmah dari Imam Ibnu Atailah dalam kitab Al-Hikam seperti berikut ini:-
"Hendaknya membelanjakan tiap orang kaya menurut kekayaannya, ialah mereka yang telah sampai kepada Allah dan orang yang terbatas rezekinya, iaitu orang yang sedang berjalan menuju kepada Allah.

Orang yang telah sampai kepada Allah kerana mereka telah terlepas dari kurungan melihat kepada sesuatu selain Allah ke alam tauhid maka luaslah pandangan mereka, maka mereka berbuat di alam mereka lebih leluasa.

Sebaliknya orang yang masih merangkak-rangkak di dalam ilmu dan faham yang terbatas mereka inipun mengeluarkan sekadarnya."

Orang yang kaya adalah orang yang sedikit keinginannya, dan senang menafkahkannya. Orang yang miskin adalah orang yang sibuk menyembunyikan hartanya dalam tabungan; dia miskin kerana takut berkurang rezekinya. Makin banyak berkurang, makin merasa miskin. Orang yang kaya tidak pernah takut terhadap kekurangan, orang yang kaya hakiki adalah orang yang yakin kepada jaminan Allah sehingga dia ringan bersedekah kerana sedekah itu tidak akan mengurangi harta melainkan akan menambahnya. Jangan melihat kekayaan orang lain dari apa yang dimilikinya, tapi lihatlah kekayaan seseorang dari apa yang boleh dinafkahkannya.

Kekayaan lain adalah ilmu. Orang yang kaya dengan ilmu, leluasa dalam mencari ilmu, dia sampaikan kepada yang lain sesudah dia amalkan. Tapi ada orang yang punya ilmu, kemudian dia kikir tidak mahu memberikan kepada yang lain. Ciri keilmuan seseorang adalah kalau dengan ilmunya dia makin lapang; makin dekat dengan Allah dan makin gemar memberikan ilmunya bagaikan cahaya matahari.

Kekayaan yang kita bahas di sini sebenarnya adalah kekayaan yang disebut ahli ma'rifat, iaitu orang yang mengenal Allah dengan baik. Dia kaya dengan pengenalan akan keagungan kebesaran Allah, dia akan sangat leluasa menjelaskan siapa Allah. Tidak semua orang bisa menjelaskan Allah, bahkan ada yang menyebut Allah saja tidak sanggup, paling tinggi 'Tuhan' atau ada yang mengatakan 'Yang di Atas'; 'Dia yang maha kuasa' dan lain sebagainya. Ada yang begitu berat sekali dalam menyebut, kerana memang dia miskin dalam keyakinan kepada Allah.

Orang yang miskin keyakinan sulit memberikan ketenangan kepada keluarganya, lantaran dia sendiri tidak punya ketenangan itu. Sebaliknya, orang yang sudah kenal dan akrab dengan Allah mempunyai ketenangan yang melimpah pada dirinya, akibatnya dia bisa menenangkan kepada banyak orang di sekitarnya. Wajahnya membuat tenang orang yang menatap, kata-katanya menenangkan orang banyak. Tidak semua orang menyuruh orang tenang, bisa membuat orang menjadi tenang. kerana yang berkatanya belum tentu tenang.

Orang yang sudah mengenal Allah, akan mengagihkan hartanya kerana dia tidak takut miskin, dia mengagihkan ilmunya, tenaganya, fikirannya. Itulah kekayaan sejati orang yang kaya, orang yang mudah sekali mendoakan orang lain, menolong orang lain. Dia tidak pernah berat untuk menyenangkan orang, menghormati orang, itulah orang yang kaya hakiki. Sebaliknya, ada orang yang miskin pada penghargaan. Ke mana-mana ingin dihormati, ingin dihargai, ingin dibedakan, ingin diperlakukan istimewa. Kalau tidak dihargai sakit hati. Dia sebetulnya miskin, dia belum berharga kerana yang berharga itu adalah jika kita dapat menghargai dan menghormati.

Bagi seseorang yang ma'rifat kepada Allah, dia tidak menginginkan apapun, dari siapapun, kecuali hanya dari Allah. Hidupnya tenang, mantap, tidak menjilat, tidak meminta-minta, tidak menggadaikan dirinya kepada mahluk. Mungkin rumahnya sederhana tapi batinnya megah, mungkin wangnya sedikit tapi batinnya kaya, mungkin tanahnya sempit tapi hatinya lapang, mungkin tubuhnya kecil tapi jiwanya besar, inilah kekayaan hati.
Kemegahan dunia dibagikan kepada siapa saja oleh Allah, termasuk kepada orang yang zalim, engkar, munafik, tapi kekayaan Ma'rifatullah tidak dibagikan kepada sebarangan orang. Inilah keadilan Allah SWT. Oleh itu jikalau kita ingin tergolong orang yang kaya, teruslah belajar mengenali Allah, dekati Allah dan jadikanlah diri kita menjadi orang yang senang dan cinta kepada Allah, segalanya Allah. Makin kukuh keyakinan, makin nikmat dalam hidup, makin mulia dan cemerlang dalam keperibadian.

Jangan sampai menganggap melimpahnya kekayaan duniawi sebagai kurniaan Allah yang memuliakan kita, belum tentu. Adakalanya berbentuk 'istidraj'. Oleh Allah diberi, tapi bisa menambah kerugian dan kesesatan, maka waspadalah. Kekayaan sesungguhnya adalah pada batin kita.

Mudah-mudahan dengan ilmu ini kita tidak menjadi risau dengan apa yang telah Allah janjikan. Allah yang bertanggungjawab terhadap segala keinginan kita, tapi kita punya kewajiban untuk menyempurnakan ikhtiar agar selalu berada di jalan Allah. Kalau kita berpegang lurus, Allah tidak mungkin menyia-nyiakan siapapun yang berpegang teguh di jalan-Nya. ***